MATA INDONESIA, SEOUL – Korea Selatan akan menangguhkan pertukaran pertahanan dengan Myanmar dan hentikan ekspor senjata ke negara anggota ASEAN tersebut. Hal ini dikarenakan penindasan dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap demonstran anti-kudeta.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan juga akan membatasi ekspor barang-barang strategis lainnya, mempertimbangnkan kembali bantuan pembangunan, dan memberikan pengecualian kemanusiaan bagi warga negara Myanmar untuk tinggal di Negeri Ginseng hingga situasi dalam negeri Myanmar membaik.
“Meskipun ada tuntutan berulang dari komunitas internasional, termasuk Korea Selatan, ada peningkatan jumlah korban di Myanmar karena tindakan kekerasan dari pihak berwenang militer dan polisi,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Jumat, 12 Maret 2021.
Ekspor pertahanan terakhir dari Korea Selatan ke Myanmar terjadi pada 2019. Akan tetapi, Seoul masih menghabiskan jutaan dolar untuk berbagai proyek pembangunan di Myanmar, menurut data yang diajukan ke International Aid Transparency Initiative.
Pemerintah Korea Selatan akan mempertimbangkan kembali beberapa kerja sama pembangunan yang tidak ditentukan dengan Myanmar, tetapi akan melanjutkan proyek yang secara langsung terkait dengan mata pencaharian warga Myanmar dan bantuan kemanusiaan, kata pernyataan itu.
Aktivis Myanmar mengadakan lebih banyak aksi unjuk rasa pada Jumat (12/3), sehari setelah sebuah kelompok hak asasi mengatakan pasukan keamanan membunuh 12 pengunjuk rasa yang menyerukan kembali ke demokrasi.
Negara Asia Tenggara itu berada dalam krisis sejak junta militer menggulingkan pemerintahan terpilih pada 1 Februari dan menahan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi serta pejabat lain dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Pasukan keamanan Myanmar telah menyerang protes sebelumnya dengan peluru tajam yang menyebabkan kematian sedikitnya 60 orang. Mereka juga menggunakan gas air mata, peluru karet, meriam air, dan granat kejut. Bahkan banyak demonstran dipukuli secara brutal.