Mata Indonesia, Kulon Progo – Menanggapi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Desa Merah Putih, sejumlah wilayah tengah mendirikan Koperasi Merah Putih.
Termasuk di Kulon Progo, salah satu desa atau kalurahan Kulur, Kapanewon Temon sudah menyiapkan pembentukan KMP tersebut.
Lurah Kulur Adi Nugroho menerangkan konsep dasar pembentukan Koperasi Merah Putih adalah untuk menyejahterakan warga desa.
“Pembentukan Koperasi Merah Putih Desa Kulur bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui akses layanan keuangan yang adil dan berbasis gotong royong,” ujar Adi dikutip Kamis 23 Mei 2025.
Kalurahan Kulur sendiri sudah melakukan musyawarah untuk pembentukannya, mulai dari tujuan, struktur organisasi. Termasuk rencana kegiatan jangka pendek dan panjang.
Wilayah lainnya di Kulon Progo yang sudah memulai pembentukan KMP adalah Kapanewon Wates.
Panewu Wates, Sutrisna mengatakan bahwa pendirian KMP ini akan didirikan pada pertengahan Mei 2025. Artinya dalam kurun waktu saat ini pemerintah Kapanewon akan segara meresmikan KMP baru.
“Semua kebijakan ini sudah melalui kajian, kita bangun optimisme dengan kehadiran Koperasi Desa Merah Putih ini di Kulon Progo,” ujar dia.
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kulonprogo, Iffah Mufidati mengatakan bahwa target KMP beroperasi adalah bulan Juni.
“Insha Allah terbentuk semua di kalurahan Kulon Progo,” katanya.
Iffah, menyebutkan seluruh KMP di Kulon Progo membuat baru. Bukan dari koperasi yang sudah berdiri lalu direvitalisasi.
Menurutnya, itu sudah menjadi komitmen para lurah lantaran dari pengecekan koperasi yang ada tidak bisa memenuhi jadi Koperasi Merah Putih.
“Koperasi-koperasi yang ada itu anggotanya lintas kalurahan,” tuturnya.
Sedangkan sesuai aturannya Kopdes Merah Putih anggotanya harus warga kalurahan setempat karena berkaitan dengan pendanaan dari APBKal.
Pendirian KMP bersumber dari APBD Kulon Progo. Berdasarkan Juklak dari pusat yang mandatori dari koperasi ini terdiri dari lima gerai.
Di antaranya gerai sembako, pergudangan, apotek obat murah, simpan pinjam, dan kearifan lokal lain desa setempat.
Dengan dibangunnya KMP di tiap desa, Iffah mengungkapkan setiap stakeholder bisa bersinergi, termasuk desa wisata yang terus berkembang di wilayah mereka.