Mata Indonesia – Asosiasi Planters Muda Indonesia (APMI) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung regenerasi sumber daya manusia (SDM) di sektor perkebunan kelapa sawit melalui pelaksanaan Beasiswa Sawit Talk Tahap 1.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pendampingan bagi calon penerima Beasiswa Sawit 2025 dan diselenggarakan secara daring serta terbuka untuk masyarakat umum, dengan peserta yang tersebar dari Aceh hingga Papua pada 23 Mei lalu.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Ardi Praptono.
Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi atas peran aktif APMI dalam mendampingi calon penerima Beasiswa SDM Sawit 2025 yang merupakan program strategis dari pemerintah.
“Kami menyampaikan penghargaan kepada APMI atas komitmennya dalam meningkatkan kualitas SDM perkebunan melalui pendampingan langsung kepada calon penerima Beasiswa Sawit 2025. Ini adalah kontribusi yang nyata untuk mendukung agenda strategis nasional. Kami juga mengapresiasi langkah APMI dalam memperluas jangkauan informasi hingga ke pelosok, agar program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh anak-anak petani dan masyarakat di daerah,” ungkap Ardi dalam sambutannya.
Dengan mengangkat tema “Strategi Lolos Beasiswa SDM Sawit 2025: Kupas Tuntas dari Berkas hingga Wawancara”, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari kalangan mahasiswa penerima beasiswa tahun-tahun sebelumnya.
Mereka berbagi pengalaman terkait proses seleksi, mulai dari penyusunan dokumen administratif hingga kiat-kiat sukses dalam menghadapi wawancara.
Format penyampaian yang interaktif dan dialogis memudahkan peserta memahami setiap tahapan dengan lebih mendalam dan meningkatkan peluang mereka untuk lolos seleksi.
Ketua Umum APMI, Muhammad Nur Fadillah, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi teknis, melainkan bagian dari misi besar APMI dalam mendorong lahirnya generasi planters muda yang unggul dan berpihak pada pengembangan perkebunan rakyat.
“APMI berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah, industri, dan petani dalam menciptakan SDM berkualitas bagi masa depan perkebunan Indonesia. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah kegiatan pendampingan ini. Kami ingin memastikan informasi tentang beasiswa ini menjangkau tidak hanya mahasiswa di perkotaan, tetapi juga anak-anak petani di daerah terpencil,” ujar Fadil.
Ia juga menambahkan bahwa Beasiswa Sawit Talk menjadi ruang belajar bersama yang dirancang untuk membekali calon penerima beasiswa, baik secara teknis maupun mental, agar lebih siap menjalani proses seleksi.
Selain memperkuat kesiapan administratif, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat untuk berkontribusi bagi sektor strategis nasional.
Ke depannya, APMI akan melanjutkan pendampingan ini melalui berbagai tahap lanjutan, seperti kelas intensif, sesi mentoring, dan simulasi wawancara.
Semua rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta serta memastikan proses regenerasi SDM di sektor perkebunan berjalan secara adil, merata, dan berkelanjutan.
Melalui inisiatif ini, APMI berharap Beasiswa SDM Sawit dapat menjadi lebih dari sekadar program bantuan pendidikan, yakni sebagai langkah awal lahirnya generasi baru planters muda yang profesional, berdedikasi, dan siap menjawab tantangan masa depan industri sawit nasional.