Kisruh Minyak Dunia, Dua Investor Global Masuk ke Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Eskalasi politik dunia yang masih memanas lantaran konflik Ukraina vs Rusia menyebabkan harga minyak dunia masih bertengger di kisaran USD 100 per barel. Meski tidak sebesar harga di pasar dunia, pemerintah menetapkan ICP sebesar USD 85,89 per barel untuk periode Januari 2022.

Bertenggernya harga minyak di kisaran itu kembali menggairahkan pelaku usaha untuk berinvestasi di sektor tersebut. Berkah iklim investasi yang semakin membaik itu juga berimbas ke Indonesia.

Menyikapi mulai membaiknya iklim investasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target kinerja 2022 berupa target investasi di sektor migas yang bisa mencapai USD 22,59 miliar. Ada sebanyak 17 wilayah kerja (WK) yang jadi penawaran untuk investor luar.

Berbeda dengan kementerian, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan target investasi sektor hulu migas 2022 mencapai USD 13,2 miliar. Bila kurs rupiah mencapai sekitar Rp189 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per USD). Target investasi sebesar itu naik 23,4 persen dari realisasi investasi migas 2021 yang mencapai USD 10,7 miliar atau sekitar Rp 153 triliun.

Wajar saja SKK Migas menetapkan ambisi nilai investasi sebesar itu. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan investasi tersebut perlu untuk meningkatkan produksi migas pada tahun ini. Dan juga sebagai salah satu upaya mengejar target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (bph). Dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030.

SKK Migas merinci target investasi USD 13,2 miliar pada 2022 ini. Terdiri dari USD 8,4 miliar untuk aktivitas produksi, lalu untuk kegiatan eksplorasi USD 1 miliar. Kemudian, investasi untuk sumur pengembangan USD 2,9 miliar. Dan sisanya untuk administrasi sekitar USD 900 juta.

“Butuh kerja keras untuk mencapainya. Baik kenaikan kegiatan di eksplorasi dan development, di samping tentu saja production,” ujar Dwi.

Realisasi investasi pada 2021 hanya tercapai USD1 0,7 miliar atau hanya terealisasi 86,4 persen dari target sebesar USD 12,38 miliar.

Di awal tahun ini, kabar menggembirakan datang dari Kementerian ESDM. Pada penawaran langsung WK tahap II-2021, dua investor skala dunia, Petronas dan BP, masuk dan siap berinvestasi menggarap North Ketapang. Agung I dan Agung II. Petronas di WK North Ketapang, serta BP di WK Agung I dan Agung II.

Mengomentari itu, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, keberhasilan masuknya dua investor itu merupakan sinyal yang baik bagi iklim investasi di dalam negeri. Pasalnya, term and condition yang ditawarkan pemerintah cukup menarik dan mendapat sambutan baik dari kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS.

“Kami memberikan penawaran yang menarik. Di lelang itu, kami memberikan split-nya bisa sampai 50-50. Kenapa, kami bisa memberikan split besar, karena risiko investasinya juga besar,” katanya.

Dari keberhasilan mengajak masuk Petronas, BP, dan Mitra Multi Karya, pemerintah mengantongi komitmen pasti investasi sebesar USD14,14 juta dari Petronas, BP, dan Mitra Multi Karya.

Selain itu, ada juga bonus tanda tangan senilai USD 1,2 juta.Rinciannya, Petronas melalui PC Ketapang II Ltd akan melakukan studi G&G di WK North Ketapang dengan anggaran USD 1 juta. Seismik 3D seluas 300 kilometer persegi senilai USD6,39 juta. Multiclient uplift fee dari seismik 3D seluas 262 kilometer persegi USD750.000. Dan bonus tanda tangan USD 500.000.

Di WK Agung I, BP melalui BP Exploration Indonesia Limited akan melakukan studi G&G dengan anggaran USD 500.000. Seismik 2D seluas 2.000 kilometer persegi senilai USD 2  juta. Dan bonus tanda tangan USD 100.000.

Adapun di WK Agung II, BP melalui BP West Papua I Limited siap melakukan studi G&G senilai USD500.000. Seismik 2D seluas 2.000 kilometer persegi dengan nilai USD1 juta. Dan bonus tanda tangan USD100.000.

Sementara itu, investasi Mitra Multi Karya berupa pengerjaan work over delapan sumur. Dengan anggaran USD 2 juta, dan bonus tanda tangan USD 500.000.

Tutuka menyebutkan, komitmen investasi dari ketiga perusahaan itu merupakan sinyal positif bagi investasi hulu migas nasional di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memastikan, pihaknya akan memberikan dukungan penuh agar pengelolaan WK North Ketapang bisa berjalan lancar. Hingga menemukan cadangan baru.

”Terpilihnya Petronas sebagai pengelola North Ketapang menunjukkan bahwa investasi hulu migas Indonesia masih menarik bagi investor kelas dunia. Dengan adanya tambahan investasi di Indonesia, mudah-mudahan hal ini mampu menarik investorinvestor kelas dunia lain. Untuk dapat mengikuti jejak Petronas,” ujar Dwi Soetjipto.

BP melalui keterangan resminya menyebut, WK Agung I dan II merupakan daerah yang belum tereksplorasi. Kedua WK tersebut dengan sumber gas yang cukup signifikan, mendekati permintaan gas yang terus meningkat.

“Penambahan Blok Agung I dan Agung II ke dalam portofolio kami mencerminkan komitmen berkelanjutan kami untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnis kami di Indonesia,” kata BP Regional President Asia Pacific Nader Zak.

Tentu saja, masuknya Petronas dan BP tak menyurutkan pemerintah untuk terus mengajak investor masuk ke Indonesia. Selain 17 WK yang ditawarkan seperti disebutkan di atas, pemerintah kini tengah menyiapkan 12 WK lagi yang akan masuk pipeline 2022.

Tatkala iklim investasi di Indonesia kian bergairah, ekonomi diharapkan segera pulih dan rakyat pun semakin sejahtera.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini