Mata Indonesia – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bata-bata (DPP IMABA) Supra, menyatakan bahwa Jawa Timur membutuhkan pemimpin yang memiliki ideologi Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) untuk menjaga harmoni masyarakat dan memperkuat identitas keislaman di wilayah tersebut.
Menurutnya, Aswaja yang dikenal dengan sikap tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), dan tawazun (seimbang) sangat relevan dengan kondisi keberagaman di Jawa Timur. Ia mengingatkan bahwa provinsi ini memiliki latar belakang masyarakat yang heterogen, baik dari sisi etnis maupun agama, sehingga diperlukan pemimpin yang mampu memelihara kerukunan dan persatuan.
“Jawa Timur, dengan banyaknya pesantren dan lembaga pendidikan Islam, membutuhkan pemimpin yang memahami betul nilai-nilai Aswaja. Ideologi ini terbukti mampu menjembatani perbedaan dan menghindari ekstremisme yang dapat merusak keharmonisan sosial,” kata Supra.
Ia juga menyoroti pentingnya pemimpin yang mampu berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat, termasuk ulama dan santri, dalam menjaga kestabilan daerah dan melanjutkan pembangunan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip keislaman yang moderat.
“Tidak hanya sekadar administrasi pemerintahan, tapi juga soal arah kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan tradisi lokal yang kuat. Gubernur Jawa Timur harus mampu menjaga kearifan lokal sambil membuka diri terhadap perkembangan zaman,” tambahnya.
Selain itu, Supra mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama kaum muda dan santri, untuk turut aktif dalam proses politik dan memastikan bahwa pemimpin yang dipilih benar-benar mewakili kepentingan rakyat dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa Timur.