Kerap Usik Indonesia Soal Papua, Vanuatu Negara Kecil itu Bakal Tenggelam Selamanya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Mungkin nama negara Vanuatu sudah tidak asing lagi bagi Indonesia. Pasalnya, negara yang dipimpin Perdana Menteri Bob Loughman Weibur selalu menuding Indonesia melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua.

Bahkan, tudingan yang dilakukannya itu bukan sekali saja, namun pernah dilontarkan dirinya pada sidang umum PBB.

Saat itu, Vanuatu diskakmat oleh diplomat muda Indonesia Silvany Austin Pasaribu. Sekretaris Kedua PT RI PBB New York itu meminta Bob Loughman Weiber untuk tidak mencampuri urusan internal negara lain.

Tak hanya itu, baru-baru ini, diplomat muda lainnya, Sindy Nur Fitri juga melakukan hal yang sama di Sidang Umum PBB.

Dia menilai tudingan Bob Loughman Weibur tidak berdasar dan sebaiknya tidak perlu mempersoalkan kedaulatan dan mencampuri integritas teritorial negara lainnya.

Nah, saat ini bukan membahasa soal tudingan, namun terkait keberadaan Vanuatu yang bakal tenggelam.

Pada 2019, Sekretaris Jendral PBB António Guterres menjadi sorotan setelah tampil di sampul majalah Time yang judul ‘Planet Kita yang Tenggelam’.

Dalam catatan PBB yang dilaporkan Time, ada sembilan negara di Samudera Pasifik yang terancam musnah dari daratan bumi akibat pemanasan global. Salah satu negara yang bakal tenggelam itu adalah Vanuatu.

Menurut PBB, Vanuatu merupakan negara yang paling sering terkena bencana alam, entah itu dari lini air maupun udara. Menurut penelitian, air laut di kawasan Vanuatu meningkat satu centimeter per tahunnya.

Dengan volume air yang semakin tinggi di kawasannya, tak menutup kemungkinan republik yang dihuni lebih dari 300 jiwa itu akan lenyap tenggelam ditelan air.

Dikhwatirkan dalam lima dekade dari sekarang, kepualauan Vanuatu akan tenggelam selamanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini