Kendala Masih Bisa Diatasi, IDI Optimis Target Vaksinasi Tahap Pertama Tercapai

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) optimis target 1.531.072 orang sasaran pada tahap pertama vaksinasi Covid-19 bisa tercapai. Kendala yang dihadapi dalam vaksinasi untuk tenaga kesehatan (nakes) dinilai masih bisa diatasi.

“Optimisme tetap ada. Respons positif dari anggota IDI dan para tenaga kesehatan meningkat,” kata Ketua terpilih Pengurus Besar (PB) IDI dan Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi, kepada Mata Indonesia News, melalui Zoom Meeting, Senin 1 Februari 2021.

Awalnya respon publik masih kurang namun perlahan sudah mulai naik, hal ini terlihat dari munculnya gerakan siap dan sudah vaksinasi muncul di media sosial.

Namun kendala teknis dalam pendataan serta pendaftaran sasaran vaksin masih perlu pembenahan. Adib mengakui masih ada keluhan perihal soal pendaftaran.

Dokter residen Satyanaya Widyaningrum juga menilai sinkronisasi data antarlembaga masih memakan waktu. Meski akhir-akhir ini sudah ada berbagai kebijakan serta terobosan untuk mempercepat layanan vaksinasi di lapangan.

Sementara dokter residen Arina Kartika mengapresiasi pembukaan layanan vaksinasi massal di berbagai wilayah. Sasaran vaksin bisa langsung datang dan mendapat layanan dengan membawa identitas tanpa harus menunggu undangan yang tidak kunjung diterima.

“Ada orang yang pakai NIK (Nomor Induk Kependudukan) saya, tapi namanya berbeda,” kata Arina.

Meski sempat ada kendala persoalan data, namun akhirnya ia merasa dipermudah dan dilayani dalam waktu relatif singkat yakni sekitar satu jam.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini