MATA INDONESIA, JAKARTA – Italia melakukan langkah yang lebih jauh dalam menghadapi corona dengan melakukan penguncian virtual atau ‘locks down’ sebagian besar wilayah elit sebelah utara, termasuk Milan yang menjadi ibu kota keuangan negara tersebut.
Hal itu dilakukan setelah laporan kematian akibat virus corona meningkat tajam pada hari Minggu 8 Maret 2020.
Jumlah kasus coronavirus melonjak 25 persen dalam 24 jam menjadi 7.375, sementara angka kematian naik 57 persen menjadi 366 kematian. Itu adalah peningkatan harian terbesar sejak penularannya terungkap di negara pizza tersebut pada 21 Februari.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, pembatasan kali ini belum pernah terjadi sebelumnya bertujuan mengekang pergerakan 16 juta orang di Italia untuk menekan penyebaran corona.
Kebijakan tersebut ditandatangani oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte dan akan berlaku sampai 3 April mendatang.
Kebijakan ini melarang orang untuk masuk atau meninggalkan Lombardy, wilayah terkaya Italia. Selain itu, 14 provinsi di empat wilayah lain, termasuk kota Venesia, Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia dan Rimini.
Namun, kebijakan tersebut tidak berlaku untuk beberapa pihak tertentu seperti keamanan, kesehatan, dan lainnya yang terkait dengan kepentingan penanganan corona tersebut.
“Kami menghadapi keadaan darurat nasional. Kami memilih dari awal untuk mengambil garis kebenaran dan transparansi dan sekarang kami bergerak dengan kejernihan dan keberanian, dengan keteguhan dan tekad, ” kata Conte.
Conte juga menambahkan bahwa langkah tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran virus dan meringankan tugas dari rumah sakit disana yang sudah kewalahan dalam menghadapi wabah tersebut. (Widyo)