Keluyuruan Saat Lockdown, Turis di India Dihukum Tulis Kata “Maaf” 500 Kali

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Mungkin ini bisa diterapkan kepada masyarakat yang masih bandel di Indonesia. Di India, memberikan sanksi kepada 10 orang turis asing yang melanggar aturan lockdown. Mereka dipaksa meminta maaf dengan menulis “Saya minta maaf” sebanyak 500 kali.

Lockdown nasional diberlakukan sejak akhir Maret. Penduduk hanya diizinkan keluar rumah untuk keperluan mendasar seperti belanja makanan dan obat.

Dilansir dari The Straits Times, Senin 13 April 2020, turis yang berasal dari Israel, Meksiko, Australia, dan Austria itu, tertangkap tengah jalan-jalan di Rishikesh, di mana grup band The Beatles pernah tinggal di sebuah Ashram (tempat belajar spiritualitas, red) pada 1968.

Petugas polisis setempat, Vinod Sharma mengatakan masing-masing turis diminta menulis ungkapan, “Saya tidak mematuhi aturan lockdown jadi saya minta maaf” sebanyak 500 kali.

Lebih dari 700 turis asing dari Amerika Serikat, Australia, Meksiko, dan Israel tinggal di kawasan itu melanggar aturan lockdown, kata Sharma. Dia menambahkan, hukuman tak biasa itu bertujuan untuk memberikan mereka pelajaran.

Polisi mengatakan, mereka mengarahkan hotel di kawasan itu untuk mengizinkan tamu asing ke luar jika ditemani staf setempat. Sharma mengatakan, pihak yang tidak mematuhi aturan akan menghadapi sanksi hukum.

Polisi melakukan metode tak biasa untuk mendorong orang-orang tetap di rumah untuk menghentikan penyebaran virus corona, termasuk menggunakan helm berbentuk virus corona.

Namun beberapa anggota polisi di negara bagian lain juga terlihat di video yang beredar di media sosial memukul para sopir di pinggir jalan dan menghukum orang keluar rumah dengan menyuruhnya lompat katak.

Pada Minggu, polisi mengatakan menangkap sembilan orang yang melanggar lockdown setelah mereka menebas tangan seorang polisi di Distrik Patiala, negara bagian Punjab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini