Keluarga Korban Penembakan Brutal di Thailand Memadati Lokasi Pusat Penitipan Anak

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANGKOK –  Teman-teman memeluk anggota keluarga yang terisak akibat kehilangan anak-anak mereka. Pembunuhan dan penembakan oleh mantan petugas polisi ini jadi tragedi paling mematikan di Thailand.

Sedikitnya 24 dari 36 orang yang tewas dalam serangan pada Kamis, 6 Oktober 2022 di kota Uthai Sawan merupakan anak-anak.

Pada 7 Oktober 2022, perwakilan kerajaan dan pemerintah dengan jas putih bergaya militer berdiri dalam barisan untuk meletakkan karangan bungan di meja upacara depan pintu utama Young Children’s Development Center.

Mereka diikuti oleh anggota keluarga yang menangis, yang menyatukan tangan mereka dalam doa sebelum meletakkan bunga putih di lantai kayu.

Seksan Sriraj, yang istrinya turut menjadi korban dalam penembakan tersebut bersama janin dalam kandungannya, mengatakan “Saya menangis sampai tidak ada lagi air mata yang keluar dari mata saya. Mereka mengalir di hati saya.”

Banyak kerabat berkumpul di depan pusat penitipan anak untuk memulai proses klaim kompensasi dan psikolog juga dikirim ke lokasi untuk membantu mereka.

Tujuh dari 10 orang yang masih terluka masih dirawat di rumah sakit.

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida rencananya akan mengunjungi rumah sakit yang merawat korban yang terluka.

Sedangkan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha diperkirakan akan mengunjungi pusat penitipan anak dan rumah sakit.

Ketika ditanya apakah menurutnya pusat penitipan anak itu cukup aman, Seksan mengatakan bahwa pelaku datang untuk melakukan apa yang ia pikirkan dan pasti dia memiliki tekad kuat untuk melakukan hal tersebut.

Ia berfikir bahwa semua orang yang berada di tempat kejadian saat itu pasti telah melakukan hal yang terbaik yang mereka bisa.

Pihak polisi berspekulasi bahwa pria bersenjata itu menargetkan pusat penitipan anak karena dekat dengan rumahnya.

Polisi mengidentifikasi pelaku bernama Panya Kamrap, seorang mantan sersan polisi yang dipecat awal tahun ini karena tuduhan narkoba yang melibatkan metamfetamin.

Guru di pusat penitipan anak telah mengunci pintu kaca depan, namun pria bersenjata tersebut menembak dan menendangnya.

Anak-anak terutama yang masih berusia 2 hingga 3 tahun sedang tidur siang. Dalam sebuah foto responden menunjukkan bahwa tubuh mungil mereka masih terbaring di atas selimut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tumbuhkan Cinta Tanah Air, Semangat Satu Darah Indonesia Dinilai Penting

Mata Indonesia, Yogyakarta - Puluhan warga DIY berkumpul di Waduk Sermo untuk menyuarakan cinta tanah air. Acara ini dibuat untuk seluruh anak rantau yang berada di DIY agar lebih cinta akan keberagaman yang ada di NKRI.
- Advertisement -

Baca berita yang ini