Kebun Binatang Mini Yogyakarta Lepas Satwa untuk Cari Makan Sendiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan pemerintah membuat pengelola kebun binatang mini di Dusun Duwet Sendangadi Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta melepas sejumlah satwanya di lapangan untuk mencari makan.

Hal itu dilakukan karena sudah putus asa karena sudah tidak ada lagi penghasilan untuk memberi makan dan merawat satwanya.

Ini menjadi simbol protes kepada pemerintah yang terus memperpanjang PPKM sejak 3 Juli 2021.

Satwa-satwa jinak koleksi Mini Zoo Exotarium yang dilepas antara lain kuda, kura-kura, iguana, biri-biri, hingga kelinci. “Kami lepaskan agar mereka mencari makan sendiri,” kata juru bicara Mini Zoo Exotarium, Akbar Taruna.

Satwa itu dilepas untuk mencari makan sendiri akibat tak ada kunjungan wisatawan ke kebun binatang itu selama sebulan terakhir akibat PPKM. Saat masih ada pengunjung, binatang itu biasanya mendapat makanan langsung dari para pengunjung sebagai bagian dari interaksi.

Dengan berlakunya PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 hingga sekarang menjadi PPKM Level 4, praktis tidak ada yang memberi mereka makan. Tanpa wisatawan, Akbar mengatakan, beban operasional sangat berat. Biaya untuk membeli pakan saja mencapai Rp 35 juta setiap bulan untuk 350 ekor satwa.

Dia membandingkan kondisi sekarang dengan masa new normal. Waktu itu, tetap ada wisatawan yang datang walau terbatas. “Saat new normal dulu, masih ada 200 pengunjung di hari biasa dan bisa sampai seribu orang di akhir pekan,” katanya.

Kendati dikeluarkan dari kandang, pengelola kebun binatang memastikan satwa itu tidak ke alam bebas. Mereka tetap di area Mini Zoo Exotarium dengan pengawasan.

Akbar berharap pemerintah mempertimbangkan lagi kebijakan PPKM, terutama yang melarang destinasi wisata beroperasi. “Berat rasanya kalau PPKM diperpanjang terus,” ujarnya.

Apabila pemerintah membolehkan desatinasi wisata buka lagi, dia mengusulkan agar wisatawan yang sudah divaksin saja yang boleh masuk dan tetap disiplin protokol kesehatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini