Keberadaan Ibu Kota Baru Jadi Wujud Pemerataan Ekonomi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemindahan ibu kota negara (IKN) yang dilakukan di tengah-tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi covid-19, serta ancaman varian baru menimbulkan pertanyaan beberapa pihak.

Pertanyaan ini diakui Plt. Direktur Regional II Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Mohammad Roudo. Namun dirinya menjelaskan jika proses memindahkan ibu kota negara sudah cukup lama, setidaknya sejak dua atau tiga tahun yang lalu.

“Jadi memang dimulai dari urgency bahwa kita melihat beban dari DKI Jakarta, baik dari daya dukung maupun konsentrasi ekonomi sangat bertumpu di DKI bahkan di Jawa dan Bali,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia sebagai pemerintah memiliki visi tahun 2045. Bagaimana agar sharing pembangunan, sharing daripada ekonomi yang selama ini hampir 50 persen lebih bahkan 70 persen, yang terkonsentrasi di Jawa, Bali dan Sumatera itu bisa terbagi.

Sebagai upaya pemerataan pembangunan maupun perekonomian, pemerintah dikatakan Roudo telah mencoba dengan berbagai kegiatan. Namun dari banyak upaya tersebut, diakuinya belum cukup untuk menghasilkan pemerataan pembangunan dan ekonomi.

Sehingga pemindahan IKN menjadi salah satu upaya mempercepat transformasi ekonomi agar dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah. Meski begitu dalam meningkatkan pemerataan, pemerintah ditegaskan Roudo akan benar-benar membuat pusat-pusat pertumbuhan baru yang nyata.

“Jadi kemudian kita pilihlah wilayah yang mungkin bisa mendorong pembangunan di wilayah timur,” ujar Roudo.

Dari sisi masyarakatnya, wilayah Kalimantan dikatakan Roudo adalah salah satu yang sudah terbiasa dengan akulturasi budaya. Dari sisi sosial, infrastruktur, ekonomi, dan sebagainya pun demikian.

Maka dengan pertimbangan dan pemikiran yang matang, kata Roudo, kemudian diputuskanlah oleh Bapak Presiden bahwa ini saatnya untuk pindah ke ibu kota baru.

“Di wilayah IKN rencanaya akan dibuat 6 klaster industri dan 2 klaster pendukung. Harapannya, ketika itu bisa bergerak tentu memberikan multiplier effect terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini