MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidak ada yang pernah tahu nasib seseorang, termasuk Saniniu Laizer, penambang miskin di Tanzania yang mendadak jadi miliader dalam semalam karena menemukan dan menjual batu akik Tanzanite seberat 3,3 kilogram.
Namun yang membuat penambang miskin itu harus dicontoh adalah sikap kedermawanannya. Dia tidak rakus menghabiskan sendirian uang Rp 42 miliar atau 2,4 juta poundsterling hasil penjualan batu permata itu ke Pemerintah Tanzania.
“Saya akan membangun pusat perbelanjaan dan sekolah dengan rumah karena banyak orang miskin di sekitar saya yang tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya,” ujar Saniniu kepada bbc yang ditulis Jumat 26 Juni 2020.
Namun, ucapan pertama Saniniu usai menjual batu pertama itu adalah, “Akan ada pesta besar.”
Tanzanite hanya ada di Tanzania. Pertama kali ditemukan 1967 oleh seorang anggota Suku Masai, Ali Juuyawatu di padang rumput Arusha, kaki bukit Kilimanjaro.
Tanzanite merupakan kelompok mineral yang disebut zoisite yang ditemukan di daerah kecil di Tanzania.
Batu itu adalah kristal yang dibentuk Gunung Kilimanjaro dan berumur jutaan tahun. Sampai hari ini, Tanzanite digolongkan sebagai salah satu ‘Big Five Gem’ bersama dengan berlian, rubi, safir, dan zamrud.
Namun, Tanzanite dikenal sebagai batu permata yang langka karena diperkirakan habis dalam 25 tahun.