MATA INDONESIA, BEIJING – Kasus infeksi Covid-19 di Cina meledak. Angka pasien positif menjadi yang paling tinggi sejak hari-hari awal pandemi ketika pemerintah berupaya membendung wabah.
Kota Langfang, yang terletak hanya 55 kilometer dari Beijing, bergabung dengan provinsi Shenzhen dan Jilin dalam memberlakukan penguncian. Dan kini lebih dari 45 juta warganya dilarang meninggalkan rumah mereka.
Penerbangan internasional dialihkan dari Shanghai untuk mengurangi tekanan pada hotel karantina dan fasilitas isolasi. Sementara truk menunda operasi karena pengemudi menjalani persyaratan pengujian yang lebih ketat.
Sementara itu, hampir setengah dari populasi Hong Kong tertular Covid-19, menurut sebuah penelitian. Sedangkan Korea Selatan melonggarkan aturan jarak sosial untuk pertemuan pribadi dan restoran.
Pemerintah Cina melaporkan lebih dari 5.000 infeksi Covid-19 baru untuk pertama kalinya sejak hari-hari awal pandemi, ketika wabah varian Omicron yang sangat menular membuat para pejabat mengunci lebih banyak kota dan memberlakukan pembatasan.
“Total terdapat 5.154 kasus baru, di mana 1.647 di antaranya tidak menunjukkan gejala,” kata Komisi Kesehatan Nasional, melansir Blomberg, Selasa, 15 Maret 2022.
Meskipun bukan jumlah yang besar jika dibandingkan secara global, ini adalah angka yang signifikan bagi Cina yang telah menjaga kasus tetap rendah selama dua tahun terakhir melalui strategi ketat Zero Covid.
Menariknya, Otoritas Kesehatan Cina menuding negara-negara tetangga, termasuk Rusia menjadi dalang di balik meledaknya kasus infeksi Covid-19 di Negeri Tirai Bambu saat ini.
Kepala Epidemologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Cina (CCDC), Wu Zunyou mengatakan bahwa berbagai kasus impor utama berasal dari negara-negara dan wilayah tetangga, seperti Rusia, Vietnam, Korea Selatan, Myanmar, Laos, serta Hong Kong.