MATA INDONESIA, JAKARTA-Wabah covid-19 di India makin buruk, tercatat sudah ada 18 juta orang terinfeksi, 29 di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI). Hal itu disampaikan Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Indonesia, Hanafi di New Delhi kepada ABC Indonesia.
“Hingga saat ini kami kami mencatat ada 750 orang WNI yang tersebar di 18 negara bagian di India,” kata Hanafi.
Dari komunikasi KBRI New Delhi dan KJRI Mumbai diperoleh informasi bahwa saat ini 29 di antaranya sedang positif COVID-19 dan hampir semua isolasi mandiri di rumah dengan gejala asimptomatis dan ringan.
Dalam pantauan KBRI, warga Indonesia yang tinggal di India kebanyakan tinggal di negara bagian Maharastra yang beribu kota Mumbai dan di New Delhi.
Sebagian lainnya tinggal di Karnataka dengan ibu kota Bangalore dan Tamil Nadu dengan ibu kota Chennai.
“Yang kita tahu WNI di India saat ini yang bisa dibilang terbanyak adalah Ibu rumah tangga (yang menikah dengan WN India) diikuti dengan mahasiswa baik beasiswa maupun biaya sendiri,” katanya.
Saat ini masih ada juga yang bekerja di berbagai perusahaan, namun jumlahnya tidak besar.
Dengan adanya gelombang kedua ini, menurut Hanafi, KBRI di India mengimbau kepada WNI, terutama mereka yang akan merayakan Hari Raya Idul Fitri dua pekan lagi untuk menghindari kerumunan.
“Kebetulan ini akan menjadi Lebaran kedua di masa pandemi. Masyarakat Indonesia khususnya telah memahami bahwa dalam kondisi ini tentu acara lebaran menjadi tidak memungkinkan.
“Selain tidak diadakan di KBRI/KJRI, masyarakat juga diimbau untuk menghindari kerumunan termasuk ibadah salat ied di luar KBRI/KJRI walaupun hampir dipastikan acara di luar juga tidak ada karena pembatasan yang dilakukan Pemerintah India,” kata Hanafi.
Menurut Hanafi, layanan di KBRI di New Delhi dan KJRI di Mumbai sekarang juga seluruhnya masih berlangsung online.
Diketahui, India melaporkan adanya 379.257 kasus baru dengan 3.645 kematian hari Kamis, angka kematian tertinggi dalam satu hari sejak pandemi dimulai.
Secara umum, India juga sekarang memecahkan rekor dunia dengan angka kasus harian tertinggi selama tujuh hari terakhir, dengan rata-rata 350 ribu kasus setiap hari.
Angka kematian tiap hari juga meningkat tiga kali lipat dalam tiga pekan terakhir, yang menunjukkan betapa tingginya angka penularan.