Kabinda NTT Gelar Rapat Percepatan Vaksinasi dengan Para Pemuka Agama di NTT

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUPANG – Badan Intelijen Negara Daerah Nusa Tenggara Timur (Binda NTT) tengah berupaya untuk menggencarkan vaksinasi dosis III di NTT, terutama Kota Kupang. Hal ini dilakukan karena capaian vaksinasi booster di NTT masih sangat rendah yaitu di level 4,78 persen.

Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus SAN mengatakan bahwa percepatan vaksinasi merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. Presiden Jokowi mempersilahkan masyarakat mudik lebaran asalkan sudah melakukan vaksinasi dosis III (Booster). Masyarakat juga dipersilahkan untuk melakukan salat tarawih berjamaah di masjid. Kegiatan vaksinasi juga boleh dilakukan di bulan ramadhan dan vaksinasi digelar di malam hari.

“Untuk itu, saya mengimbau kepada bapak-bapak sekalian untuk memberikan pemberitahuan kepada masyarakat pada saat salat Jumat maupun salat tarawih,” ujarnya di Celebes Resto and Coffe, Selasa 5 April 2022.

Adapun capaian vaksinasi Binda NTT untuk bulan November 2021 berhasil mencapai 11.289 dosis. Untuk Desember 2021 sebanyak 51.885 dosis. Selanjutnya di bulan Januari-Februari 2022 masing-masing sebesar 40.212 dosis dan 80.647 dosis. Sementara untuk Maret 2022 sebanyak 130.480 dosis.

“Per 1-5 April 2022 baru mencapai 3.495 dosis karena sudah masuk bulan puasa jadi kami agak sulit untuk melakukan vaksinasi,” katanya.

Untuk itu agar kegiatan vaksinasi bisa berjalan maksimal, Binda NTT pun melakukan kerja sama percepatan vaksinasi dengan pihak universitas dengan menjadikan vaksin booster sebagai persyaratan wisuda dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Selain itu juga ikut menggelar percepatan vaksinasi di Masjid.

“Sesuai petunjuk KSP agar memanfaatkan fasilitas masjid dalam melaksanakan keg vaksinasi terutama pada momen pelaksanaan ibadah tarawih atau salat Jumat,” ujarnya.

“Saya juga sudah minta ke uskup agung Kupang Mgr. Petrus Turang untuk membuka gerai vaksinasi di gereja-gereja paroki,” lanjutnya.

Sementara Sekretaris Umum MUI NTT Haji Husea mengatakan bahwa pada dasarnya MUI NTT menjalankan kebijakan dari pusat yaitu terkait Fatwa no. 14 untuk menggelar vaksinasi di bulan puasa atau pada malam hari.

“Bagi MUI NTT mungkin tidak masalah. MUI NTT akan melakukan koordinasi dengan ormas-ormas Islam terkait untuk bisa mengumumkan kepada umat untuk ikut vaksinasi bagi yang belum. Kalau ada keterlibatan dari Kominda malah lebih baik lagi. Termasuk ketersediaan vaksin, jangan sampai orang sudah siap tapi vaksin belum ada,” katanya.

Rapat koordinasi antara Kabinda NTT dengan pemuka agama Islam di Kota Kupang (dok: Minews.id)

Selanjutnya Wakil Sekretaris PWNU NTT Abdul Syukur menambahkan bahwa masyarakat perlu dijelaskan secara jelas untuk kebutuhan vaksinasi. Sebab, masih banyak yang belum percaya dengan vaksinasi.

“Padahal kalau didalami dan ditelusuri vaksin itu untuk kesehatan kita. Untuk itu, pemberitaan di media harus seimbang terkait pelaksanaan vaksinasi. Jadi vaksin bukan semata-mata program pemerintah tapi jadi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan Kepala Biro Administrasi dan klKeuangan ulUniversitas Muhammadiyah Kupang Eko mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan vaksinasi di kampus sebanyak 4 kali.

“Vaksinasinya bekerjasama dengan PT Muhammadiyah, Polda NTT dan Lantamal. Dilakukan sejak Oktober 2021 dan terakhir Maret 2022. Silahkan kalau mau kerja sama dengan kampus kami, kami welcome. Kami di kampus selalu terbuka untuk pelaksanaan vaksinasi. Kampus merespon positif kegiatan ini. Maka perlu ada sosialisasi terkait vaksinasi agar masyarakat tidak takut untuk divaksin,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini