Kabar Baik, Utang Luar Negeri Indonesia Mulai Turun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Besaran utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2022 menunjukkan penurunan.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan penurunan utang itu disebabkan turunnya posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta.

“Tren penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo di bulan Mei 2022 dan pengaruh sentimen global yang memicu pergeseran investasi portofolio di pasar SBN domestik oleh investor nonresiden,” ujar Erwin dalam keterangan resminya, Jumat 15 Juli 2022.

Secara tahunan, ULN Mei 2022 terkontraksi atau mengalami penurunan 2,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 2 persen (yoy).

Posisi ULN Indonesia pada akhir Mei 2022 tercatat 406,3 miliar dolar AS, lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya yang 410,1 miliar dolar AS.

ULN Pemerintah pada Mei 2022 tercatat senilai 188,2 miliar dolar AS atau turun dibandingkan dari posisi ULN pada bulan sebelumnya yang 190,5 miliar dolar AS.

Sementara secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang hanya 7,3 persen (yoy).

Sementara itu, pinjaman luar negeri mengalami sedikit kenaikan dari bulan sebelumnya, terutama pinjaman bilateral dari beberapa lembaga partner yang ditujukan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek prioritas.

Penarikan ULN dalam periode Mei 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah dan terus mendorong akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan Mei 2022 antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 24,5 persen dari total ULN Pemerintah, dan sektor jasa pendidikan sebesar 16,5 persen.

Selain itu juga mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), sektor konstruksi (14,3 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,8 persen).

Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN Pemerintah.

Hal itu juga tampak pada ULN swasta yang menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Posisi ULN swasta pada Mei 2022 tercatat sebesar 209,4 miliar dolar AS, atau turun dari 210,9 miliar dolar AS pada April 2022.

Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 0,7 persen (yoy) setelah tumbuh 0,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Penurunan tersebut dikontribusikan oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 0,8 persen (yoy).

Perkembangan ini terutama berasal dari pembayaran pinjaman dan surat utang yang jatuh tempo.

Di sisi lain, ULN lembaga keuangan (financial corporations) tumbuh sebesar 0,3 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 1,9 persen (yoy).

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta.

ULN tersebut tetap didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,4 persen terhadap total ULN swasta.

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

ULN Indonesia pada bulan Mei 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 32,3 persen.

Angka itu menunjukkan terjadi penurunan dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 32,6 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,7 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

JAKOP Gerakkan Lintas Generasi Wujudkan Papua yang Damai

Mata Indonesia, Jayapura – Komitmen untuk memperkuat perdamaian dan kesejahteraan lintas generasi di Tanah Papua kembali ditegaskan melalui penyelenggaraan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini