Kabar Baik! 552 Orang di Jogja Sembuh dari Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Di tengah peningkatan wabah corona (covid-19), kabar menggembirakan datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah setempat melaporkan bahwa jumlah pasien yang sembuh dari corona hingga Sabtu, 8 Agustus 2020 bertambah 27 orang sehingga total menjadi 552 orang.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih mengatakan, jika dilihat berdasarkan wilayah domisili, 27 pasien sembuh itu terdiri atas 5 kasus asal Kota Yogyakarta, 5 kasus Kabupaten Bantul, 1 kasus dari Kulon Progo.

“Lalu ada 6 kasus asal Gunung Kidul dan 10 kasus Kabupaten Sleman,” ujarnya dalam keterangan resminya.

Selain pasien sembuh, ada 16 tambahan pasien positif, sehingga jumlah kasus positif COVID-19 di DIY menjadi 838 orang.

“16 pasien itu terdiri atas 6 kasus asal Kabupaten Bantul, 6 kasus asal Sleman, 3 kasus asal Kota Yogyakarta dan 1 kasus dari Gunung Kidul,” katanya.

Sementara itu, jika mengacu riwayat kasusnya, mereka terbagi menjadi 1 kasus hasil penjaringan pedagang pasar, 2 kasus hasil pelacakan kontak, 6 kasus perjalanan luar daerah, 1 kasus lainnya masih dalam penelusuran, serta 6 kasus skrining karyawan kesehatan.

Menurut Berty, tambahan kasus Sabtu ini berasal dari hasil pemeriksaan laboratorium di DIY terhadap 672 sampel spesimen dari 512 orang.

Berdasarkan data dari rumah sakit rujukan, ia mencatat total suspek COVID-19 hingga Sabtu tercatat 10.984 orang.

Dari jumlah suspek tersebut, 854 orang terkonfirmasi positif di mana 552 orang di antaranya sembuh dan 23 orang meninggal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini