MATA INDONESIA, CHICAGO – Pasien wabah corona (COVID-19) di Amerika Serikat saat ini berbondong-bondong mencoba obat bernama Remdesivir. Obat penangkal corona ini diproduksi Gilead Sciences Inc.
Dikutip dari Reuters, Remdesivir telah diujicoba kepada 6.000 pasien dan dari jumlah tersebut 125 sembuh. Melihat hal itu, jumlah pendaftar untuk menguji obat ini pun meningkat hingga 3.600 orang dimana sebelumnya hanya 2.400 pasien.
“Perkiraan pendaftaran dalam percobaan yang dijalankan oleh Gilead meningkat menjadi 6.000 pasien dari 2.400 sebelumnya,” tulis Reuters.
Peneliti dari Universitas Kedokteran Chicago Kathleen Mullane kepada STAT News mengatakan, Remdesivir sebagai pengobatan yang efektif menyembuhkan virus Corona jenis baru (SARS Cov-2) ini.
Bila hasilnya terus positif, maka ada kemungkinan untuk disetujui cepat oleh Food and Drug Administration dan badan pengatur serta pengawas obat lainnya.
“Jika aman dan efektif, itu bisa menjadi pengobatan yang disetujui untuk pertama kalinya melawan penyakit Covid-19,” katanya.
“Berita terbaiknya adalah bahwa sebagian besar pasien kami sudah keluar, ini bagus. Kami hanya kehilangan (meninggal) dua pasien,” ujar Mullane lebih lanjut.
Slawomir Michalak, seorang pekerja pabrik berusia 57 tahun dari pinggiran barat kota Chicago, termasuk di antara peserta dalam studi di Chicago.
Michalakmengalami demam tinggi dan melaporkan sesak napas dan sakit parah di punggungnya.
“Rasanya seperti seseorang meninju saya di paru-paru,” katanya.
Atas desakan istrinya, Michalak pergi ke rumah sakit Universitas Kedokteran Chicago pada Jumat, 3 April.
Demamnya melonjak hingga 104 dan dia berusaha untuk bernapas.
Di rumah sakit, dia diberi oksigen tambahan, dia juga setuju untuk berpartisipasi dalam uji coba klinis kasus Covid-19 yang parah dari Gilead.
Infus remdesivir pertama yang diberikan adalah pada Sabtu, 4 April 2020 lalu. “Demam saya turun segera dan saya mulai merasa lebih baik,” kata Michalak.
Dosis kedua pada keesokan harinya, membuat Michalak tidak memerlukan bantuan oksigen tambahan lagi. Dia lalu menerima dua infus remdesivir setiap hari dan akhirnya pulih. Ia sudah dikeluarkan dari rumah sakit pada Selasa, 7 April 2020. “Remdesivir adalah keajaiban,” katanya Michalak.
Sebagai informasi, Remdesivir yang kode pengembangan GS-5734 adalah obat antivirus, sebuah prodrug analog nukleotida baru, yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences. Pada awalnya obat ini digunakan untuk menangani infeksi penyakit virus Ebola dan virus Marburg.
Namun belakangan dikembangkan menjadi obat penangkal corona karena ditemukan juga aktivitas antivirus yang wajar terhadap virus yang terkait seperti virus pernapasan respirasi, virus Junin, virus demam Lassa, dan virus kor-MERS.