MATA INDONESIA, JAKARTA-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, (NASA), melaporkan bahwa gerhana bulan terpanjang akan terjadi pada Jumat 19 November 2021 mendatang.
Saat itu Bumi akan melintas di antara Matahari dan Bulan, dan menciptakan bayangan di permukaan Bulan. Gerhana Bulan akan mencapai puncaknya tepat setelah pukul 13.30 IST atau 15.00 WIB, ketika Bumi akan menyembunyikan 97 persen bulan purnama dari sinar matahari.
“Selama peristiwa langit yang spektakuler ini, Bulan akan merona kemerahan,” kata NASA.
Gerhana Bulan hanya terlihat di tempat-tempat di mana Bulan berada di atas cakrawala. Mereka yang berada di negara bagian timur laut India, termasuk Assam dan Arunachal Pradesh, dapat melihat fenomena tersebut
Amerika Utara akan menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan keseluruhan fenomena langit itu. Semua 50 negara bagian Amerika Serikat dan Meksiko akan dapat melihatnya. Itu juga akan terlihat di Australia, Asia Timur, Eropa Utara, dan kawasan Samudra Pasifik.
NASA mengatakan gerhana bulan akan berlangsung 3 jam, 28 menit, dan 23 detik, yang lebih lama daripada gerhana lainnya dalam 100 tahun antara 2001 dan 2100.
NASA mengatakan bahwa Bumi akan menyaksikan total 228 Gerhana Bulan sepanjang abad ke-21. Sebagian besar, akan ada dua gerhana dalam sebulan, tapi bisa juga ada tiga gerhana.
Gerhana berikutnya akan terjadi pada 16 Mei 2022. Bagi yang tidak dapat melihat gerhana di wilayahnya pada 19 November nanti, akun YouTube Timeanddate membuat siaran langsung.
Dalam keterangan videonya disebutkan bahwa jika langit cerah, penduduk Samudra Pasifik, Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan sebagian Eropa dan Asia akan melihat bulan purnama berubah menjadi lebih gelap.