MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia terus berusaha mewujudkan kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), salah satunya pembuatan bahan peledak.
Diketahui, bahwa Indonesia, dalam hal ini PT Dahana (Persero) telah membangun Energetic Material Center (EMC) atau Pusat Bahan Berenergi Tinggi yang berdiri di atas lahan lebih dari 500 hektar di Kabupaten Subang.
Peletakan batu pertama pembangunan EMC dilaksanakan pada masa kepemimpinan Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri Pertahanan RI pada 2010 dan mulai beroperasi sejak pertengahan 2012.
Harapannya, kawasan EMC menjadi kawah candradimuka penciptaan Sumber Daya Manusia serta tekonologi bahan berenergi tinggi yang siap bersaing di dunia internasional.
Hingga saat ini, EMC Dahana masih tercatat sebagai pusat bahan peledak nomer wahid di Asia Tenggara dengan fasilitas bahan peledak terlengkap meliputi pabrik-pabrik seperti pabrik booster, pabrik detonator non elektrik, pabrik danfo, pabrik cartridge emulsion, TNT Filling, Fuze Bomb, Emulsifier, dan Nitrogliserin.
Selain pabrik, EMC Dahana juga menyediakan fasilitas lain seperti pergudangan, laboratorium, kantor pusat Dahana, tempat latihan serta ujicoba, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Pembangunan EMC pun sudah menuai banyak prestasi. Sekurang-kurangnya, setiap tahun SDM Dahana mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual atas produk-produk baru yang dihasilkan di EMC. Budaya inovatif pun semakin berkembang dengan semakin lengkapnya fasilitas bahan peledak yang dimiliki Dahana.
“Kami menargetkan mencetak minimal satu hak paten setiap tahunnya, karena memang inovasi itu menjadi hal yang sangat penting di dunia bahan berenergi tinggi,” ujar Kepala Departemen EMC, Benny Gunawan di Subang.