Israel Izinkan Warga Palestina Salat Jumat di Masjid Al-Aqsa, Syaratnya ‘Ribet’

Baca Juga

MATA INDONESIA, YERUSALEM – Selama bulan suci Ramadan, Israel akan mengizinkan kaum perempuan, anak-anak, dan pria di atas usia 40 tahun dari Tepi Barat untuk menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa.

Langkah ini diambil guna membantu meredakan ketegangan selama bulan suci Ramadan. Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Israel mengatakan pihaknya akan lebih melonggarkan pembatasan jika keadaan kondusif.

Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz mengatakan akan mempertimbangkan pelonggaran pembatasan lebih lanjut pada pekan depan jika keadaan tetap tenang.

“Seiring dengan langkah-langkah sipil yang kami ambil mulai pekan ini menuju Ramadan, yang akan kami kembangkan jika ada stabilitas keamanan, kami akan terus melakukan apa pun untuk memberikan kehidupan normal kepada orang-orang dan untuk melindungi warga Israel dari terorisme,” kata Pertahanan Menteri Israel, Benny Gantz, ABC News, Rabu, 6 April 2022.

Di bawah aturan baru oleh penghubung kementerian untuk Palestina, Perempuan yang berasal dari Tepi Barat yang diduduki akan diizinkan memasuki Israel tanpa izin untuk salat Jumat di Masjid Al-Aqsha.

Sementara pria Palestina di atas usia 50 dan di bawah usia 12 akan diizinkan masuk untuk salat. Pria berusia antara 40 dan 49 tahun dengan izin juga akan diizinkan masuk.

Ribuan warga Palestina dengan kerabat dekat di Israel juga akan diberikan izin untuk mengunjungi mereka antara Minggu dan Kamis, menurut penghubung tersebut. Aturan ini mulai berlaku pada pekan depan.

Israel mengumumkan aturan tersebut beberapa jam setelah polisi menangkap delapan warga Palestina yang dituduh melemparkan batu dan benda lain ke petugas di luar Gerbang Damaskus ke Kota Tua Yerusalem.

Tahun lalu, bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di dalam dan sekitar Kota Tua membantu memicu perang Gaza.

Israel merebut Yerusalem timur, bersama dengan seluruh tempat suci bagi tiga agama monoteistik, dalam perang Timur Tengah tahun 1967. Israel kemudian menganeksasi wilayah tersebut dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.

Sementara bagi Palestina, Yerusalem timur akan dijadikan sebagai ibu kota negara di masa depan yang akan mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza. Israel menganggap seluruh kota sebagai ibu kota bersatu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini