Islam Berantas Terorisme dengan Kelembutan dan Kasih Sayang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Terorisme selalu dikaitkan dengan ajaran suatu agama yaitu Islam. Padahal agama ini tidak pernah mengajarkan kekerasan, merusak hingga meneror orang lain seperti yang dilakukan oleh para pelaku teror.

Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Ahmad Satori bahkan pernah menegaskan bahwa sejak dulu warisan Islam adalah kelembutan dan kasih sayang sesama manusia. Islam itu memprioritaskan dialog yang baik dan tidak menyakiti siapapun.

Hal ini tentu berlawanan dengan tindakan teroris yang jauh dari kelembutan dan kedamaian. Sama halnya dengan agama lain seperti Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu semua mengajarkan nilai-nilai universal seperti persaudaraan dan kasih sayang.

Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta, juga menyatakan bahwa semua agama memiliki peran untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

“Semua agama mengajarkan kebaikan, kedamaian, cinta kasih. Ini yang harus disuarakan, antar pemeluk agama menjalin komunikasi dan relasi yang positif dan damai,bukan anti dengan pemeluk agama lain,” kata Stanislaus saat berbincang dengan Mata Indonesia News, Jumat 29 Januari 2021.

Maka jangan sampai persamaan persepsi tentang kasih dan persaudaraan ini dirusak oleh para oknum radikal. Mengingat tujuan mereka memang mengeksploitasi perbedaan agama untuk memecah belah persatuan.

Semua masyarakat di Indonesia harus memiliki kematangan spiritual agama supaya bisa hidup bersama dalam harmoni sehingga Indonesia yang adil dan damai bisa tercapai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini