MATA INDONESIA, JAKARTA– Sektor pertanian salah satu sektor yang tetap tumbuh meski di tengah pandemi covid-19. Nah, IPB University bersama dengan beberapa institusi mengembangkan model kolaborasi untuk memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) pertanian.
Direktur Utama BPRS Botani IPB University Abdillah Jetha Putra mengatakan untuk meningkatkan akses pertanian ke sektor perbankan, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak dengan kompetensinya masing-masing.
“Untuk itu kami mengembangkan suatu model kolaborasi, yang diberi nama Botani Collaborative Model,” katanya.
Abdillah yang merupakan alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University itu, menuturkan model tersebut digagas oleh Komisaris Utama BPRS Botani IPB University juga juga Direktur CIBEST IPB University Lukman M. Bagayang.
Botani Collaborative Model menyinergikan komponen-komponen yang terdiri atas BPRS-BPRS, koperasi syariah, IPB University, lembaga pemberdayaan, perusahaan swasta dan lain-lain untuk pemberdayaan para petani.
Para petani tersebut bukan perseorangan namun yang telah menjadi anggota suatu koperasi syariah yang wajib berkelompok dan mengikuti pertemuan atau pendampingan rutin.
Tidak hanya permodalan, para UKM pertanian itu dibina agar bisa mengembangkan sektor pertanian yang berorientasi global.
Sebagai rintisan atas model kolaborasi tersebut, BPRS Botani IPB Univesity telah bekerja sama dengan beberapa koperasi syariah model grameen yang anggotanya mayoritas UKM di sektor pertanian.
Hingga akhir April 2021 BPRS Botani IPB University telah menyalurkan dana pembiayaan kepada 3.112 orang. Model tersebut menarik minat beberapa pihak, salah satunya Koperasi Baytul Ikhtiar Bogor.
“Kebutuhan para UKM petani, tidak hanya permodalan namun juga pemberdayaan yang lainnya seperti teknik budaya, teknologi dan sebagainya,” kata Ketua Koperasi Baytul Ikhtiar Bogor Latif Efendi.