Investor Masih Galau Soal Corona, Rupiah Kembali Terpuruk

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Rupiah kembali mengakhiri akhir perdagangan Rabu, 26 Februari 2020 dengan pelemahan atas dolar AS.

Mengutip data RTI Bussines, mata uang garuda ditutup pada posisi Rp 13.933 per dolar AS atau melemah 0,36 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah hari ini masih dibayangi oleh wabah Corona (Covid-19).

Otoritas kesehatan Federal AS mengharapkan agar penyebaran virus corona di negara-negara bagian tak meluas lagi.

Direktur Pusat Nasional untuk Imunisasi dan Penyakit Pernafasan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Nancy Messonnier mengatakan bahwa penularan virus tersebut masih akan berlanjut. Maka ia mengharapkan agar segera mempersiapkan diri dan mencegah kemungkinan penularan wabah tersebut.

Hal ini serta merta berpengaruh pada kian melemahnya kepercayaan konsumen AS. Mereka meragukan tentang kekuatan ekonomi, saat para pengusaha bertaruh dengan penyebaran cepat Covid-19.

“Ini dapat memicu perubahan material pada prospek The Fed pada ekonomi AS. Bisa saja ikut ‘memaksa’ terjadi pemotongan suku bunga acuan sekitar April, Juni dan Juli,” ujar Ibrahim sore ini.

Imbal hasil 10 tahunan AS juga tercatat turun ke rekor terendah 1,307 persen. Ini turut meningkatka kekhawatiran pada pertumbuhan global, sebab Covid-19 diprediksi akan lebih buruk dari yang diharapkan.

“Peluang penurunan suku bunga The Fed pada April, Juni, dan Juli melonjak masing-masing menjadi 56 persen, 77 persen dan 86 persen, menurut Alat Monitor Suku Bunga Fed Investing.com,” kata Ibrahim.

Sementara dari dalam negeri, imbas dari wabah corona juga membuat pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan strategi untuk menahan gelombang perlambatan yang saat ini sudah mulai terasa. Namun pemerintah masih terus berupaya dan optimis bahwa dampak virus corona tidak terlalu berbahaya.

“Buktinya sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang bebas dari epidemi virus corona dan terus membantu memberikan penanganan tentang penyakit tersebut,” ujar Ibrahim.

Optimisme ini membuat para pelaku pasar kembali percaya terhadap pasar dalam negeri, walaupun sore ini rupiah terus melemah.

“Pelemahan ini dampak dari data eksternal yang begitu kuat, sehingga baiknya data ekonomi dalam negeri tidak bisa mengangkat sentimen positif bagi mata uang garuda,” kata Ibrahim.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini