MATA INDONESIA, JAKARTA-Penjualan rumah di kawasan Jabodetabek dan Banten mengalami kenaikan pada kuartal II tahun ini. Hal itu diungkapkan oleh Pengamat properti Ali Tranghanda dari Indonesia Property Watch.
Diketahui, penjualan rumah makin menggeliat itu imbas dari insentif pajak pertambahan nilai (PPN) diperpanjang hingga akhir tahun ini oleh pemerintah. Sebelumnya, insentif properti / pembelian rumah ini hanya berlaku sejak Maret hingga 31 Agustus 2021.
“Memasuki Q2-2021 pasar perumahan Jabodebek-Banten mengalami pertumbuhan nilai penjualan cukup tinggi sebesar 24,4 persen,” ujarnya di Jakarta, Selasa 24 Agustus 2021.
Ali mengatakan berdasarkan segmen harga rumah, penjualan untuk rumah sampai Rp 500 jutaan terjadi penurunan tertinggi sebesar 24 persen. Sebaliknya kenaikan terjadi di segmen harga Rp 500 juta-Rp 1 miliar sebesar 26,2 persen.
Hal yang cukup mengejutkan adalah pertumbuhan penjualan rumah di segmen di atas Rp2 miliar yang mengalami kenaikan tertinggi 125 persen.
Sedangkan komposisi penjualan rumah di Jabodebek-Banten masih didominasi oleh segmen harga Rp500 juta-Rp1 miliar sebesar 31,9 persen, diikuti segmen di bawah Rp300 jutaan sebesar 29,9 persen yang sebagian besar terdapat di Banten.
Terjadi pergeseran yang cukup tinggi di segmen harga Rp300-500 jutaan dari 25,3 persen menjadi 16,7 persen. Sebaliknya peningkatan komposisi terjadi pada segmen harga di atas Rp 2 miliar yang naik dari 1,3 persen menjadi 9,7 persen.
“Pergeseran ini harusnya dapat menggambarkan apa yang sedang terjadi di pasar saat ini. Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, pasar menengah bawah diperkirakan akan terus tertekan bila kondisi tidak juga membaik. Di sisi lain pasar menengah sampai atas terlihat relatif masih menyimpan daya beli,” kata Ali
Namun demikian diperkirakan tren pertumbuhan ini sedikit terhambat akibat PPKM yang diberlakukan di awal kuartal III-2021, sehingga diperkirakan pasar perumahan akan menurun pada kuartal III-2021 hampir di semua segmen.
Hal ini semata-mata dikarenakan mobilitas yang dibatasi sehingga berpengaruh besar terhadap realisasi pembelian calon konsumen.
“Peningkatan diharapkan akan tetap terjadi untuk penjualan ready stock di beberapa pengembang besar khususnya di Banten dan DKI Jakarta yang telah menunjukkan kenaikan sejak diberlakukannya kebijakan ini pada kuartal I tahun 2021,” katanya.