Innalillahi, 4,400 Pengungsi Hilang dan Tenggelam Saat Mencoba Mencapai Spanyol

Baca Juga

MATA INDONESIA, EROPA – Kelompok pemantau melaporkan bahwa sepanjang tahun 20021, jumlah pengungsi yang meninggal dunia saat mencoba mencapai Spanyol mencapai 4,400. Angka ini naik dua kali lipat dari periode sebelumnya.

Kelompok pemantau bernama Caminando Fronteras atau Walking Borders itu mengatakan dalam laporannya bahwa sekitar 90 persen dari para pengungsi hilang dan tewas di 124 kapal yang karam dalam perjalanan mereka ke Kepulauan Canary Spanyol sejak awal Januari hingga 20 Desember 2021.

Sementara itu, Organisasi Internasional untuk Migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (IOM), melaporkan sebanyak 955 pengungsi meninggal atau hilang saat mencoba mencapai Kepulauan Canary pada 22 Desember. Namun, organisasi tersebut meyakini angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

Walking Borders menunjukkan banyak pengungsi berusaha mencapai Spanyol melalui rute Canaries – jalur yang biasa dilintasi para pengungsi dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika yang ingin menuju Eropa.

“Kebijakan pencegahan dan perlawanan yang diberlakukan oleh Eropa dan Maroko pada rute Mediterania Barat telah terus mendorong arus migrasi menuju Atlantik, menjadikan Kepulauan Canary tujuan utama bagi orang-orang yang bepergian,” kata laporan itu, melansir Euro News, Selasa, 4 Januari 2022.

Kelompok tersebut memperkirakan bahwa setidaknya 4.404 pengungsi termasuk di antaranya 205 anak-anak meninggal dunia saat mencoba bermigrasi ke Spanyol. Sementara tahun 2020, sebanyak 2,170 pengungsi dilaporkan hilang dan meninggal dunia.

Dikatakan rute yang digunakan oleh para migran menjadi semakin berbahaya, seperti juga kapal-kapal yang membawa mereka. Walking Borders menyelidiki nasib setiap kapal yang hilang dan mengambil data dari hotline migran dan keluarga yang mencari informasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini