Ini Fakta Kerusuhan di Penajam, Sepele Banget Masalahnya

Baca Juga

MINEWS.ID, PENAJAM – Kerusuhan yang membakar pelabuhan di Penajam Paser Utara adalah murni ketidaksabaran masyarakat terhadap proses hukum yang sedang dilakukan kepolisian. Padahal kasusnya sepele banget.

Menurut Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes polisi Ade Yaya Suryana, Rabu 16 Oktober 2019 mengatakan, kerusuhan itu berkaitan dengan peristiwa penikaman terhadap dua orang pemuda di Pantai Nipah-nipah, Penajam, Paser Utara.

Seorang netizen yang menggunakan akun pakar logika melalui twitter mengungkapkan kronologi terjadinya penikaman dua orang tersebut.

Awalnya kedua korban penikaman selesai bermain fustal di lapangan futsal di Km. 3,5 Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam PPU, Selasa 15 Oktober 2019.

Saat korban dalam perjalanan pulang menggunakan sepeda motor dan memainkan gas atau dalam istilah setempat mengopel gas sehingga knalpot sepeda motornya mengeluarkan suara bising yang mengganggu pendengaran.

Mendengar suara yang tidak mengenakkan telinga tersebut, para pelaku penikaman mendekati kedua orang tersebut sambil emosi dan mengajak mereka bertemu di Pantai Nipah-nipah.

Kemudian, sekira pukul 24.30 WITa korban dan pelaku bersama teman-teman mereka bertemu di pantai itu hingga terjadilah penikaman senjata tajam yang menewaskan kedua

Polisi segera datang dan mengamankan pelaku penikaman serta kini masih dalam penyidikan aparat kepolisian setempat.

Namun, 100 orang dari pihak korban penikaman tidak sabar. Mereka mendatangi kediaman keluarga pelaku pembunuhan di sekitar pelabuhan dan mengusirnya.

Menjelang sore massa semakin banyak berdatangan dan membakar fasilitas pelabuhan. Beruntung polisi cepat menenangkan keadaan dan berhasil melakukan negosiasi sehingga masyarakat tenang serta mempercayakan hasil penyidikan kasus tersebut ke kepolisian.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini