MINEWS.ID, JAKARTA – Awam mungkin banyak yang bertanya-tanya soal penetapan tersangka Ustaz Bachtiar Nasir. Namun, Sejak tahun lalu Kapolri Jenderal (polisi) Tito Karnavian pada 22 Februari 2017 sudah mencurigai hubungan Bachtiar dengan jaringan ISIS atau pemberontak Suriah karena sering mengirim uang ke Turki melalui rekening Yayasan Keadilan Untuk Semua (YKUS).
Menurut laporan portalislam.com edisi 26 Desember 2016, aktivitas Bachtiar Nasir dicurigai mendukung ISIS tetapi bukan melalui YKUS.
Dia melakukannya melalui Indonesia Humanitarian Relief (IHR) yang didirikan 17 Mei 2016. Portalislam mengutip channal Euronews yang menunjukkan kardus-kardus bertuliskan IHR ditemukan di markas para pemberontak di al-Kalasa, Aleppo Timur.
Sejak berdirinya IHR memang didedikasikan untuk pengungsi Suriah yang berada di Turki. Bahkan saat baru berdiri sudah mengirimkan bantuan 100 ribu dolar AS.
Untuk menyalurkan bantuan tersebut IHR bekerja sama dengan Insan Hak ve Hurriyetleri ve Insani Yardim Vakfi / Yayasan untuk Hak Azasi Manusia, Kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan (IHH) dari Turki.
Dua tahun sebelum bekerja sama dengan IHR, Harian Turki Hurriyet melaporkan polisi Turki memergoki truk-truk bantuan atas nama IHH ternyata juga membawa amunisi dan senjata yang akan dikirim kepada pasukan-pasukan “jihad†Suriah, 3 Januari 2014,
Truk itu bahkan didampingi oleh pejabat dari Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki.
Sementara dalam laporannya 27 Desember 2016 yang diunggah kembali 7 Mei 2019, arrahmahnews.com, mengungkapkan sepak terjang Mahdi Al-Harati yang kini menjabat Direktur IHH.
Menurut laman itu Mahdi al Harati dengan bantuan Bernard Henri Levy memang pernah sukses menggulingkan Kaddhafi.
Namun sekarang, menurut arrahmahnews.com, dia bergabung dengan tentara pemberontak Free Syirian Army (FSA) dan sering ikut perang sengit melawan Pemerintah Basyar Al Asad. Laman itu bahkan menuduh Mahdi al Harati adalah agen CIA.
Saat mengutip YourNewsWire, arrahmah menulis pada 22 Februari 2016 banyak pengiriman senjata untuk kelompok teroris di Suriah yang memanfaatkan fasilitas IHH itu, juga dijumpai lagi.
Hal senada diungkap Liputan Islam. Saat ini laman itu menegaskan telah terjadi bias informasi soal kondisi di Suriah.
Banyak media mainstream Indonesia apalagi Barat sering melaporkan rakyat menderita karena dibebaskan dari cengkeraman FSA oleh Pemerintah Suriah. Padahal menurut Liputan Islam rakyat justru gembira karena dilindungi pemerintahnya.
Pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran memang sering terlibat adu klaim dengan pemberontak FSA soal rakyat Suriah. FSA disebut-sebut mendapat dukungan dari seteru Rusia, AS.