MATA INDONESIA, NEW DELHI – India mengerahkan angkatan bersenjata untuk membantu mengatasi infeksi virus corona baru yang melonjak, ketika negara-negara termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat menjanjikan bantuan medis.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat mengatakan oksigen akan dikirim ke rumah sakit dari cadangan angkatan bersenjata dan pensiunan personel medis militer akan bergabung dengan fasilitas kesehatan COVID-19.
Jika memungkinkan, infrastruktur medis militer akan tersedia untuk warga sipil, kata pernyataan pemerintah, ketika infeksi virus corona baru mencapai rekor puncak untuk hari kelima secara beruntun.
“Udara, kereta api, darat dan laut; langit dan bumi sedang digerakkan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh gelombang COVID-19 ini,” tulis Menteri Kesehatan, Harsh Vardhan dalam akun Twitter, melansir Reuters, Selasa, 27 April 2021.
Sementara sang Perdana Menteri mengungkapkan telah berbicara kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengenai krisis yang tengah dihadapi India. Keduanya membahas mengenai rantai pasokan untuk bahan baku dan obat-obatan untuk COVID-19.
PM Modi juga telah mendesak semua warga India untuk divaksinasi dan berhati-hati di tengah apa yang dia sebut sebagai badai infeksi virus corona. pihak rumah sakit dan dokter di beberapa negara bagian utara memasang pemberitahuan mendesak yang mengatakan mereka tidak dapat mengatasi gelombang masuk.
Negara bagian selatan India, yakni Karnataka, menerapkan lockdown selama 14 hari mulai Selasa (27/4), disusul negara bagian industri barat Maharashtra yang berlangsung hingga 1 Mei. Namun, tak sedikit negara bagian yang tidak menerapkan lockdown.
India –negara dengan populasi 1,3 miliar jiwa itu, mencatat 17, 636,307 kasus infeksi virus corona sejak ditetapkan sebagai pandemi global dengan angka kematian sebanyak 1967,894. Kementerian Kesehatan India mengatakan bahwa angka tersebut kemungkinan akan terus meningkat.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa situasi di negara terpadat kedua di dunia ini sangat memilukan. Untuk itu WHO mengirimkan staf dan pasokan tambahan termasuk perangkat konsentrator oksigen.