Imbas Corona, Gereja Tempat Kelahiran Yesus Ditutup

Baca Juga

MATA INDONESIA, PALESTINA – Gereja Kelahiran Yesus atau Church of the Nativity di Betlehem, Palestina ditutup sementara. Para wisatawan pun dilarang datang ke gereja sakral ini sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus corona.

Dilansir detikcom dari Fox News pada Jumat 6 Maret 2020, Gereja ini terpaksa ditutup, setelah ditemukannya 7 warga Palestina yang positif Corona.

Menurut informasi, 7 orang ini bekerja di sebuah hotel yang diinapi oleh wisatawan Yunani yang tur ke Israel dan Palestina di akhir Februari lalu. Para wisatawan ini dinyatakan positif Corona setelah kembali ke Yunani.

Gereja Betlehem merupakan gereja suci yang disebutkan dalam Alkitab sebagai tempat kelahiran Yesus. Gereja yang dikunjungi sekitar 10.000 pengunjung setiap harinya, apalagi menjelang musim Paskah. Diperkirakan akan ada puluhan ribu orang yang akan datang selama Paskah.

Namun karena Corona, Kementerian Pariwisata Palestina mengambil sikap untuk menutup sementara Gereja Betlehem. Penutupan ini diumumkan pada 5 Maret lalu. Tidak hanya Gereja Kelahiran yang ditutup, namun tempat ibadah di kawasan West Bank juga ditutup.

Penutupan ini akan diberlakukan selama 14 hari ke depan. Penutupan gereja ini juga dikonfirmasi pihak gereja dan mereka menghormati keputusan pemerintah demi keselamatan.

Penutupan tempat ibadah tidak hanya dilakukan oleh Palestina saja, Arab Saudi juga melarang umat Muslim untuk ibadah ke Mekah. Begitu juga Iran membatalkan salat Jumat di Karbala.

Lebih dari 3.740 kasus Corona telah dikonfirmasi di Timur Tengah. Iran dan Italia menjadi negara tertinggi dengan angka kematian karena Corona di luar China.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Ketahanan Pangan, DP3 Sleman Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Mata Indonesia, Sleman - Plt. Kepala Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyatakan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memahami strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini