Hore! Seminggu Naik KRL Gratis, Imbas Pemadaman Listrik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PT KAI, selama sepekan ini menggratiskan tarif operasionalnya untuk masyarakat. Penggratisan tarif sebagai imbas dari listrik padam serentak (black out) yang terjadi sejak Minggu 4 Agustus 2019. Hal itu diungkapkan oleh Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edy Kuswoyo, Senin 5 Agustus 2019.

Saat dikonfirmasi mengenai kebenaranya, Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan adanya pembebasan tarif bagi penumpang di semua stasiun selama jam pelayanan hingga 11 Agustus 2019.

Saat ini Layanan KRL Commuter Line pada pukul 04:00 WIB Senin 5 Agustus 2019 pagi ini telah kembali normal sepenuhnya setelah terganggu akibat padamnya listrik di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat pada Minggu, kemarin.

Berikut ini pantauan kondisi lintas KRL yang sudah berjalan normal, Jakarta Kota-Tanjung Priok PP, Jakarta Kota-Bogor PP, Jatinegara/Angke-Nambo/Bogor PP, Jakarta Kota-Bekasi/Cikarang PP, Tanah Abang-Rangkasbitung PP dan Duri-Tangerang PP.

“Para pengguna kami imbau untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam menggunakan KRL Commuter Line. Pengguna juga dapat mengikuti informasi terkait perjalanan KRL yang disampaikan oleh petugas di stasiun maupun di dalam kereta,” katanya.

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini