MATA INDONESIA, JAKARTA-Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto berpandangan holding yang diprediksi rampung sangat berperan dalam menjaga kestabilan pelaku ultra mikro.
“Holding akan mampu menjaga kestabilan. Namun, dalam jangka panjang proses empowering sektor usaha mikro dan kecil akan lebih powerful,” katanya.
Dia mengatakan dalam masa pandemi ini holding mampu meningkatkan perannya sebagai penjaga kinerja pelaku ultra mikro. Terlebih segmen ultra mikro ini sangat bergantung pada tingkat kepercayaan konsumen dan mobilitas masyarakat, yang mana saat ini belum pulih seutuhnya.
Kepentingan pemerintah dalam holding ultra mikro ini, kata Toto, adalah peningkatan akses pembiayaan ke jutaan sektor usaha mikro dan kecil yang tidak bankable, yang perlu dipercepat dengan rapungnya aksi korporasi ini.
“Konsolidasi tiga BUMN yang bergerak di segmen market yang berhimpitan ini akan jauh lebih efektif dan efisien saat mereka bisa bersinergi semua sumber daya yang dimiliki,” katanya.
Pembentukan holding ultra mikro ini sebagai bentuk perwujudan visi Pemerintah yang mencanangkan peningkatan aksesibilitas layanan keuangan segmen ultra mikro.
Pemerintah membentuk holding ultra mikro dengan BRI sebagai induknya. BRI melaksanakan rights issue dengan keterlibatan Pemerintah di dalamnya melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam bentuk non tunai.
Sinergi ekosistem ultra mikro yang dibentuk Pemerintah bertujuan untuk mendukung visi dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar sekitar 57 juta nasabah ultra mikro, dimana 30 juta di antaranya belum terakses ke sumber pendanaan lembaga keuangan formal.