Heboh! Katak Berukuran Bayi Manusia Ditemukan, Ternyata Spesies Langka

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Warganet sempat dihebohkan dengan beredarnya penemuan katak raksasa berukuran bayi manusia di pinggiran Honaira, ibu kota Kepulauan Solomon.

Mengutip ABC News, katak berukuran jumbo tersebut ditemukan seorang pemilik pabrik kayu, Jimmy Hugo. Pria berusia 35 tahun tersebut ketika itu sedang berburu babi hutan.

Dalam rekaman yang dibagikan ABC News, tampak katak tersebut sedang duduk di pangkuan Hugo. Ia mengaku menemukannya di semak-semak sekitar wilayah perburuan babi hutan.

Katak tersebut dipercaya merupakan spesies Cornufer guppyi. Terlihat ketika dipangku, besarnya bahkan melebihi paha dari Hugo. Diperkirakan, berat katak tersebut bisa mencapai 1 kg.

Adapun dalam foto lain, diperlihatkan ukuran sepenuhnya dari katak Cornufer guppyi itu. Hewan amfibi berukuran besar tersebut dinilai seukuran bayi manusia, bahkan sampai menutupi separuh tubuh anak kecil yang menggendongnya.

Dilaporkan, di Kepulauan Solomon dan Papua Nugini, katak tersebut dikenal dengan panggilan ‘ayam semak’ karena di beberapa desa lebih disukai daripada ayam. Hanya saja, lantaran sulit menangkapnya, harga dagingnya dihargai mahal oleh penduduk setempat.

Pakar biologi Kepulauan Solomon, Patrick Pikacha, mengatakan spesies itu bernama latin Cornufer guppyi dan termasuk salah satu katak terbesar di dunia. Katak itu dapat ditemukan di New Britain di Kepulauan Bismarck hingga Kepulauan Solomon

Dr Pikacha mengatakan, populasi Cornufer guppyi telah menurun di Kepulauan Solomon dalam beberapa tahun terakhir, akibat penebangan dan permukiman masyarakat yang meluas ke habitat alami mereka, bukan karena perburuan.

Dia mengatagkan, ketika manusia menggunakan sungai untuk mencuci, bahan kimia dalam deterjen merusak kulit sensitif katak. “Mereka jadi sangat langka,” katanya dikutip dari ABC News.

Dr Pikacha menyebut katak di foto Facebook itu memang besar, tetapi mengaku pernah menemukan yang lebih besar di pulau Gatokae, provinsi barat Kepulauan Solomon, tempat katak bisa berkembang biak dengan leluasa karena jarang ada predator.

“Saya pernah memotret salah satu katak itu panjangnya 30 cm, sepanjang penggaris Anda.” “Katak itu ada belatung di mulutnya. Dia… sibuk makan dan tidak bisa melompat, jadi saya biarkan dan menepuknya seperti anak anjing kecil. Itu sangat besar.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini