MATA INDONESIA, JAKARTA-Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan terganggunya arus perdagangan komoditas di dunia menyebabkan inflasi tinggi, menjadi peluang bagi negara berkembang untuk menciptakan nilai tambah yang baik pada sektor perdagangan.
“Ini bagian dari oprtunity, harga komoditas tinggi ini menyebabkan banyak investasi dan inovasi untuk menciptakan nilai tambah bagi Indonesia,” katanya.
Dirinya kata dia, sudah lama mengusulkan agar perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang. Karena struktur dan sistem yang dominan saat ini lebih banyak dampak buruknya dibandingkan manfaatnya.
Khususnya bagi masyarakat di negara berkembang besar seperti Indonesia, Brazil, India dan Cina.
Sehingga yang dibutuhkan, kata dia, adalah perubahan mentalitas dalam memandang perdagangan bebas dunia sebagai lokomotif yang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor non ekonomi.
Konsep yang dikenal dengan ESG (environment, sustainability and governance) saat ini menjadi ukuran pertama dan utama bagi investor dalam menanamkan modalnya.
Konsep ESG adalah pembangunan ekonomi berbasis pemeliharaan lingkungan, pembangunan yang berkesinambungan dan tata kelola.
“Kami di Indonesia percaya bahwa komitmen penuh terhadap ESG menciptakan platform untuk membangun rasa saling membutuhkan dan saling percaya antara semua negara di dunia,” katanya.
Tapi Indonesia tidak tinggal diam melihat beragam hambatan terhadap perdagangan dan perekonomian dunia.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN bersama-sama bersama sembilan negara ASEAN lainnya berkomitmen penuh untuk menghilangkan kendala perdagangan antar negara ASEAN sebagai kontribusi nyata ASEAN dalam meringankan beban perekonomian dunia saat ini.
“ESG justru akan menjadi katalis sekaligus peluang untuk negara berkembang menjadi negara maju,” katanya.