Generasi Milenial Diajak Menjadi Pengusaha Lewat Tambak Udang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak generasi muda untuk menjadi pembudidaya udang lewat program tambak milenial. Model tambak ini diyakini cocok untuk generasi milenial dalam hal kepraktisannya untuk melakukan usaha budidaya.

Salah satu langkah nyatanya, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) menggelar kegiatan Temu Lapang Budidaya Udang Vaname Tambak Milenial Menggunakan Probiotik Rica di Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi perikanan yang tepat guna dan berhasil guna, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan di tengah masa pandemi Covid-19.

Pemanfaatan teknologi dalam pengaplikasian tambak milenial tersebut dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk dapat ikut serta dalam pembangunan industri udang nasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak para pembudidaya milenial untuk senantiasa berpikir kreatif dan berinovasi.

Ia berpesan agar generasi milenial terus belajar dengan serius dan memikirkan bagaimana tambak milenial dapat meningkat secara ekonomi.

Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, KKP berkomitmen untuk menggenjot produktivitas dan kontinuitas budidaya udang di Indonesia.

Hal tersebut sesuai dengan program prioritas yang menjadi terobosan KKP, khususnya pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

“Kami juga menggunakan pertimbangan ekologi dan ekonomi sehingga sasarannya tidak hanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli daerah, tapi juga kelestarian ekosistem,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya mengatakan teknologi Tambak Milenial dapat diadopsi oleh Pokadakan di Kepulauan Selayar, bahkan di daerah lain Indonesia. “Mari kita dorong udang selayar agar mampu berkontribusi terhadap pasar ekspor dunia,” katanya.

Ke depan, menurut Lilly, kegiatan ini akan berlanjut dengan penebaran udang vaname 30.000 ekor yang ditargetkan produksi di SR 80 persen dengan biomassa 400 kg. Hal ini, merupakan pencapaian hasil dari penyuluh perikanan agar teknologi yang diterapkan dapat diadopsi oleh masyarakat Kabupaten Selayar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar Makkawaru menyampaikan, dengan adanya kegiatan percontohan ini, sudah banyak masyarakat yang tertarik untuk mengadopsi teknologi tersebut.

“Pemerintah memberikan perhatian untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Sehingga adanya percontohan ini saya mengharapkan dapat menjadi lokasi percontohan bagi masyarakat luas,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini