MATA INDONESIA, BATAM – Lima kapal perang milik TNI AL mengamankan Perairan Natuna yang dimasuki kapal Coast Guard China. Namun Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono, menegaskan tidak akan terjadi perang di kawasan yang menjadi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
“Itu terlalu dibesar-besarkan,” kata dia, kepada wartawan di Natuna, Sabtu 4 Januari 2020.
Menurut Yudo, hubungan Indonesia dan China yang sudah terjalin baik selama ini harus dipertahankan. Peristiwa masuknya kapal Coast Guard China dan kapal ikan ke wilayah tersebut disebutnya hanya ulah oknum yang memperkeruh suasana.
Padahal kapal penjaga pantai tersebut adalah milik pemerintah, seharusnya awaknya memahami aturan internasional dan kebijakan negaranya.
Kapal Republik Indonesia (KRI) yang dihadirkan di perairan tersebut untuk memberi pengertian kepada kapal penjaga pantai dan kapal-kapal ikan China bahwa mereka telah melanggar perjanjian yang menjadi kebijakan Pemerintah China sendiri. Masalahnya mereka ngotot tidak bersalah.
Yudo menegaskan dalam dua hingga tiga hari mendatang masalah tersebut sudah ada perkembangan lanjutan.
Kepastian dan eksistensi ZEE Indonesia sudah ditetapkan memalui UU Nomor 5/1983 tentang ZEE Indonesia, yang di antaranya mengatur persyaratan dan perizinan resmi bagi siapa saja pribadi atau badan hukum asing dari pemerintah Indonesia jika dia ingin mengeksplorasi dan mengeksploitasi SDA hayati dan non hayati, potensi ekonomi alami, dan lain-lain. UU ZEE ini diakui secara internasional.
Sementara itu, Kepala Dispen Lantamal IV/Tanjungpinang Mayor Marinir Saul Jamlaay, Sabtu 4 Januari 2020 seluruh kapal China tersebut sudah diusir oleh lima KRI. Dari lima kapal itu, dua berasal dari Jakarta yang tiba Sabtu ini.
Selain mengerahkan KRI, pengamanan juga dilakukan menggunakan pesawat intai maritim. Saul menegaskan sekarang kondisinya sudah aman, namun KRI tetap mengawal ketat Perairan Natuna.