MINEWS.ID, JAKARTA – Untuk mengatasi defisit neraca perdagangan yang tidak kunjung teratasi, Presiden Joko Widodo bakal membangun kilang minyak dan meningkatkan produksi lifting minyak mentah serta menjadi prioritas beberapa tahun mendatang.
Menurut Presiden pembangunan kilang tersebut diyakini menekankan ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM yang selama ini menjadi biang membengkaknya defisit neraca perdagangan.
“Fokus kita ke depan adalah bagaimana bisa menekan sebanyak mungkin, mengurangi sebanyak mungkin angka defisit yang ada,” kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin, 11 November 2019.
Selain pembangunan kilang, Presiden juga mendorong perluasan penggunaan energi baru terbarukan seperti program mandatori Biodiesel (B20) hingga B100.
Alasannya, selama ini program tersebut mampu menghemat devisa hingga 1,66 miliar dolar AS atau setara Rp 23,57 triliun dari berkurangnya impor solar selama Januari sampai Juli 2019.
Pemerintah juga akan membuka keran substitusi impor juga dibuka demi mengganti produk-produk impor yang membanjiri pasar Tanah Air, termasuk menggenjot ekspor dan mengembangkan sektor pariwisata demi mendatangkan devisa.