Gak Ada Larangan Keras, Negara-Negara Arab Ini Malah Enjoy Rayakan Natal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagian kita beranggapan negara-negara Arab berarti negara Islam sehingga dipastikan bakal melarang perayaan Natal seperti keinginan beberapa kalangan di Indonesia.

Faktanya banyak negara Arab atau yang menggunakan Arab sebagai bahasa negaranya tidak mengusik perayaan tersebut. Setidak di empat negara Arab berikut:

1. Lebanon
Umat Kristiani di Lebanon bahkan memiliki tradisi unik dalam merayakan natal. Mereka akan menanam biji buncis, biji gandum, maupun kacang-kacangan dua minggu sebelum Natal tiba.
Ketika tiba pada harinya, tunas-tunas tumbuhan tersebut akan mereka tempatkan di bawah pohon natal atau di beberapa bagian rumah sebagai penanda kelahiran Yesus Kristus.
Selanjutnya, mereka akan pergi ke rumah sanak saudara merayakan Natal bersama, sambil menikmati hidangan nasi domba yang disebut kibbeh, salad peterseli, dan makanan lainnya.

2. Mesir
Gereja Koptik di Mesir akan merayakan natal setiap tanggal 7 Januari. Hal itu merupakan tradisi Kristen Orthodox. Selama 40 hari Masyarakat Kristen Mesir akan menjalani puasa dari daging, unggas, dan produk susu.

Di kalangan umat Islam, Mesir identik dengan tempat ilmuwan Islam karena Universitas Al Azhar Kairo menjadi rujukan mempelajari agama tersebut.

3. Irak
Perayaan Natal di Irak biasanya akan berjalan dengan khidmat. Terutama saat malam Natal anak-anak akan bergiliran membacakan kisah kelahiran Yesus Kristus dari Alkitab yang berbahasa Arab. Sementara anggota keluarga yang lain akan mendengarkan serta menyalakan lilin.

Setelah itu, mereka akan menyalakan api unggun dari duri kering untuk memprediksi tahun yang akan datang. Jika duri tersebut berubah menjadi abu berarti tahun berikutnya mereka akan beruntung, dan setiap orang akan melompati abu tersebut sebanyak tiga kali sambil mengucapkan keinginan mereka.

4. Suriah
Perayaan Natal di Suriah dimeriahkan dengan bagi-bagi hadiah untuk anak-anak. Dalam tradisi Suriah hadiah tersebut dibawa oleh “tiga orang majus”.

Tiga orang itu adalah tokoh penting dalam sejarah tradisional pada perayaan Natal, terdiri dari sekelompok raja yang mengunjungi Yesus lahir yang terdiri dari emas, dupa dan mur.

Tak jauh berbeda dengan tempat-tempat lain di Timur Tengah, orang Kristen Suriah meramaikan Natal dengan nyanyian pujian bersama. Anggota keluarga termuda dalam keluarga biasanya akan membacakan cerita-cerita dan yang tua mendengarkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini