MATA INDONESIA, JAKARTA-Presidensi G20 bisa dijadikan untuk mengubah suatu kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi yang inklusif dan rendah karbon.
“Kita membutuhkan lapangan kerja penuh untuk jutaan orang yang kehilangan pekerjaan selama krisis pandemi,” kata Lead Co-Chair T20 Indonesia Djisman Simandjuntak di Jakarta.
Namun demikian pemulihan ekonomi diharapkan dapat lebih inklusif atau menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan rendah karbon atau ramah lingkungan. Karena itu, kata dia, investasi juga perlu diarahkan kepada sektor yang inklusif dan rendah emisi karbon.
Djisman menambahkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan membutuhkan banyak pembiayaan
Pemulihan ekonomi yang rendah karbon diharapkan dapat mendukung target emisi karbon nol pada 2050. Selain itu negara-negara G20 juga diminta segera melakukan transisi energi dengan meninggalkan sumber energi berbasis barang tambang.
“Jadi kita perlu kapasitas pembaruan ganda, mendorong inovasi energi, dan investasi besar akan dibutuhkan untuk penciptaan serta distribusi energi baru. Sekali lagi tidak ada yang akan bergerak kecuali ada pembiayaannya yang juga perlu dipikirkan,” katanya.
Selanjutnya pemerintah negara G20 juga direkomendasikan untuk mengubah kebijakan guna menjadikan konektivitas digital sebagai katalis, yang antara lain dilakukan melalui penyediaan akses universal kepada koneksi digital.