Evakuasi Kru Rimbun Air Terkendala Cuaca Buruk

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Pesawat Rimbun Air Twin Other 300 PK-OTW hilang kontak sekitar pukul 07.37 WIT. Pesawat itu lepas landas dari Kabupaten Nabire menuju Intan Jaya Papua pukul 06.40 WIT.

Pesawat pembawa bahan bangunan dan sembako itu ditemukan warga sekitar pukul 11.00 WIT sekitar 3,5 km dari Bandara Bilorai, Sugapa. Lokasi itu berada di tengah hutan di atas gunung dengan ketinggian 2.400 mdpl.

Tim SAR gabungan kini tengah berusaha mengevakuasi jenazah kru pesawat Rimbun Air yang jatuh dalam penerbangan Nabire-Sugapa di Papua. Namun, proses evakuasi terhambat cuaca buruk.

”Di lokasi hujan dan kabut mewarnai proses evakuasi, sehingga dijadwalkan Kamis pagi, 16 September pagi jenazahnya dievakuasi ke Sugapa,” kata Komandan Batalion (Danyon) 501/BY Letkol Inf Arfa Yudha, Rabu 16 September 2021.

Dia mengatakan, tim SAR gabungan bersama masyarakat masih berada di lokasi kejadian yang jaraknya sekitar 5-6 km dari Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Dia berharap cuaca cerah pada esok hari.

“Mudah-mudahan besok cuaca bagus, sehingga evakuasi jenazah ketiga kru pesawat Rimbun Air dapat dilakukan,” imbuhnya.

Kokpit pesawat itu dalam keadaan hancur. Badan pesawat yang utuh hanya pada bagian tengah sampai ekor.  Penyebab pesawat itu jatuh diduga karena cuaca buruk. Pesawat berputar di atas Bandara Bilorai dan batal mendarat karena cuaca berkabut hingga akhirnya jatuh dan hilang kontak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini