Ethiopian Air Jatuh Pemerintah Jokowi Bakal Rapat Khusus

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Jatuhnya Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines membuat pemerintah Indonesia galau.

Pemerintah akan membahasnya dalam sebuah rapat khusus untuk menentukan apakah maskapai dalam negeri harus dilarang menggunakan pesawat jenis itu..

“Besok ada pertemuan dan tadi malam saya sudah bicara dengan menteri perhubungan, kita akan dengar dulu beberapa laporan. Nanti akan tentukan bagaimana sikap pemerintah,” kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan SDM, Luhut Binsar Panjaitan di Shangri La Hotel, Jakarta, Senin 11 Maret 2019.

Kekhawatiran itu beralasan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang maskapainya banyak menggunakan pesawat itu. Paling banyak Lion Air, Garuda dan Sriwijaya.

Seperti diberitakan pesawat Ethiopian Airlines jatuh setelah lepas landas dari Addis Ababa Bole International Airport Ethiopia menuju Nairobi, Kenya, Minggu 10 Maret 2019.

Pesawat itu sama persis jenisnya dengan milik Lion Air yang jatuh di perairan Karawang tahun lalu.

Proses jatuhnya pun dikabarkan serupa dengan Lion Air JT 610, diawali dengan terbang yang tidak stabil.

Akibatnya seluruh penumpang dan kru pesawat semuanya berjumlah 157 tewas seketika. Sama seperti Lion JT 610, 140 -an orang di dalamnya tewas.

Saat ini baru China yang mengeluarkan larangan maskapainya menggunakan Boeing Max-8.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini