Erdogan Berharap Hubungan Turki – AS Kembali Harmonis

Baca Juga

MATA INDONESIA, ANKARA – Presiden Recep Tayyip Erdogan berharap hubungan Turki dengan Amerika Serikat (AS) dapat kembali harmonis. Hal ini ia kemukakan usai Gedung Putih menyebut Kekaisaran Ottoman melakukan genosida terhadap warga Armenia tahun 1915.

Pada Rabu (26/5), untuk yang pertama kalinya Presiden Erdogan mengadakan pertemuan virtual dengan sejumlah pejabat AS. Dalam konferensi video tersebut, turut dihadiri oleh perwakilan dari Boeing, Amazon, Microsoft, Kellogg, PepsiCo, Cisco, Procter & Gamble, serta Johnson & Johnson.

Pada kesempatan itu pula, Presiden Erdogan turut mengucapkan terima kasih kepada perusahaan-perusahaan yang percaya pada Turki. Ia juga berharap Paman Sam menjadi lebih konstruktif.

Namun, ia mengatakan bahwa tariff yang diberlakukan AS untuk komoditas alumunium dan baja tetap menjadi masalah. Terlepas dari hal itu, ia percaya Turki dan AS dapat bekerja sama, termasuk di Suriah dan Libya dalam bidang energi.

“Saya yakin kami akan menjadikan Turki … basis produksi dan teknologi,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada para eksekutif melalui penerjemah dalam sambutan yang disiarkan televisi, melansir Reuters, Kamis, 27 Mei 2021.

“Pernyataan Biden tentang peristiwa 1915 telah menambah beban pada hubungan kami, tapi saya yakin pertemuan yang akan kami selenggarakan pada 14 Juni di KTT NATO akan menjadi tanda era baru,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui pada 24 April, dalam panggilan telepon Biden sempat mengatakan bahwa peristiwa 1915 adalah sebuah upaya genosida yang dilakukan oleh bangsa Turki Ottoman terhadap warga Armenia.

Sontak, statement Biden membuat Erdogan tersinggung. Turki melalui Kementerian Luar Negeri bahkan sempat memanggil Duta Besar AS di Turki yang dimaksudkan untuk menyampaikan reaksi keras Turki atas pernyataan Presiden AS.

“Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal telah mengatakan kepada Duta Besar AS, David Satterfield bahwa pengakuanitu tidak memiliki dasar hukum,” ujar Kementerian Luar Negeri Turki saat itu, melansir Al Arabiya.

“Ankara menolaknya, menganggapnya tidak dapat diterima dan dikutuk dengan keras. Itu telah menyebabkan luka di ikatan yang akan sulit diperbaiki,” sambungnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini