MATA INDONESIA, JAKARTA-Sumber energi terbarukan sudah mulai digunakan oleh industri di Indonesia. Salah satunya produsen terigu yakni PT Bungasari Flour Mills Indonesia (Bungasari) yang menggunakan energi berbasis tenaga surya PLTS.
Pemasangan sistem PLTS dengan kapasitas 2.4 megawatt-peak ini, merupakan investasi jangka panjang dalam pengembangan unit usaha Bungasari di belahan barat Indonesia, sekaligus mengurangi dampak buruk lingkungan dengan menghadirkan energi ramah lingkungan.
Produsen tepung terkemuka Indonesia ini menggandeng PT Xurya Daya Indonesia -sebuah startup nasional penyedia jasa pembangunan PLTS atap-, guna mengoptimalkan program ramah lingkungan, dengan memanfaatkan energi terbarukan.
“Setelah penandatanganan perjanjian, tim pembangunan PLTS atap ini segera masuk ke tahap berikutnya, yakni proses desain dan konstruksi,” ujar Presiden Direktur Bungasari, Budianto Wijaya.
Untuk waktu pemasangan dan penyelesaian proyek ini diperkirakan memakan waktu sekitar lima hingga enam bulan, sehingga di awal tahun 2022 proyek ini diharapkan sudah selesai di tahap awal dan bisa mulai beroperasi.
Memanfaatkan atap pabrik dengan membangun PLTS atap merupakan bentuk partisipasi Bungasari dalam menekan tingkat pemanasan global, yang mengancam keberlangsungan produksi pertanian akibat dampak cuaca ekstrem.
Managing Director Xurya, Eka Himawan mengatakan, sangat mengapresiasi komitmen Bungasari sebagai pabrik terigu pertama di Indonesia yang menggunakan energi baru terbarukan dalam kegiatan operasionalnya.
“Langkah ini tentu sangat penting untuk mengurangi dampak climate change yang dapat mengancam keberlangsungan produksi pertanian. Setiap industri memang perlu memperhatikan aspek lingkungan dalam kegiatan operasionalnya, dan Bungasari telah selangkah lebih maju dalam hal ini,” katanya.
Dengan beroperasinya proyek PLTS atap ini, Bungasari akan memproduksi sendiri energi listrik untuk kebutuhan pabriknya di Medan, dengan sumber tenaga surya sebesar 2.940.819 kilowatt-hour (kWh) per tahun atau setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp3 miliar per tahun.