MATA INDONESIA, JAKARTA – Elektabilitas partai politik cenderung stagnan meski Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih pemegang angka terbesar dengan 22,3 persen. Maka, gerilya politik seperti dilakukan PKS melakukan banyak pertemuan dengan partai lain menjadi fenomena.
Angka itu juga menunjukkan sedikit penurunan dibanding Februari 2021 yaitu 23,1 persen. Masih jauh dari rival di bawahnya Gerindra hanya hanya mendapat 12,9 persen bahkan dibandingkan Golkar yang hanya 8,9 persen.
Itu adalah hasil survei New Indonesia Research and Consulting terbaru 15-22 April 2021 yang dilakukan dengan sambungan telepon kepada 1.200 orang responden secara random.
Di urutan berikutnya masih ditempati Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dengan elektabilitas yang juga stagnan. Demokrat di angka 8 persen dan PKS 7,6 persen.
Namun, masih ada partai yang memiliki harapan yaitu PKS dengan angka 5,2 persen, naik dari survei Februari 2021 di angka 4,8 persen.
“PSI masuk klasemen papan tengah. Sebaliknya, PAN terjerembab ke papan bawah di tengah stagnasi partai-partai yang lain,” kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research and Consulting Andreas Nuryono yang dikutip Minggu 2 Mei 2021.
Partai Amanat Nasional (PAN) tampaknya tergerus dengan terbentuknya Partai Ummat besutan Amin Rais. Elektabilitas partai matahari biru itu menurut New Indonesia Research and Consulting di angka 1,1 persen, sedangkan Partai Ummat 1,8 persen.
Di tengah stagnasi elektabilitas tersebut, banyak partai yang berusaha mengatasinya dengan melakukan gerilya politik seperti dilakukan PKS belakangan ini.