MATA INDONESIA, JAKARTA-Industri elektronika khususnya untuk kebutuhan rumah tangga (produk household) saat ini menunjukkan kinerja yang positif, khususnya dari segi ekspor.
Pada Januari-September 2021, nilai ekspor produk household tercatat mencapai USD1,8 miliar atau naik 98 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Kami berkomitmen untuk menekan nilai impor, termasuk produk elektronik. Oleh karena itu, kami sedang mengakselerasi program substitusi impor 35 persen pada akhir tahun 2022,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, di Jakarta, Senin 20 Desember 2021.
Salah satu strateginya adalah dengan pendalaman struktur industri melalui peningkatan produksi komponen elektronika di dalam negeri. Pemerintah saat ini sangat serius dalam hal pengelolaan dan perbaikan iklim usaha industri. Berbagai kebijakan untuk mendukung hal tersebut sudah dikeluarkan.
“Saya berpendapat, tentunya tidak ada lagi keraguan untuk terus melakukan aktivitas investasi dan perluasan industri di Indonesia,” katanya.
Dirinya mengaku enang dan bangga mendengar rencana perusahaan akan mengembangkan alat kesehatan (alkes). Ini adalah kabar yang sangat positif, karena pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi negara mandiri di bidang kesehatan. “Artinya, kita harus mandiri di sektor farmasi dan alkes,” katanya.
Industri elektronika merupakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan dalam melakukan transformasi digital sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Upaya strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas secara lebih efisien, sehingga bisa berdaya saing di pasar domestik hingga global.