Ekonomi Swedia Terancam Terhenti Akibat Inflasi Tinggi

Baca Juga

MATA INDONESIA, STOCKHOLM – Pertumbuhan ekonomi Swedia akan terhenti tahun depan di tengah melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga. Ini membuat sektor rumah tangga dan bisnis tertutupi saat mereka bersiap untuk masa-masa sulit di waktu mendatang.

Perekonomian Swedia memulai awan tahun dengan kuat namun dampak perang di Ukraina dan melonjaknya harga energi yang mereka bawa semakin terasa.

Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan berkontraksi pada tahun 2023 , jika hanya dengan sedikit 0,1 persen mengikuti pertumbuhan 2,7 persen tahun ini.

National Institute of Economic Research (NIER) melihat inflasi utama rata-rata 7,7 persen tahun ini dan 4,6 persen pada tahun 2023. Keduanya lebih tinggi daripada yang diharapkan pada bulan Agustus. Bank Sentral Swedia menargetkan inflasi hanya di angka 2 persen.

Inflasi utama mencapai 9,0 persen pada bulan Agustus. Hal ini mendorong Riksbank untuk menaikkan suku bunga kebijakan sebesar poin persentase penuh. Ini merupakan kebijakan pengetatan paling agresif sejak tahun 1990-an.

Kedepan akan ada lebih banyak lagi pengetatan sebab bank sentral membebani responsnya terhadap inflasi pada level tertinggi setelah 30 tahun dan mencoba untuk mencegah harga terus melonjak naik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini