Ekonomi Kuartal III 2021 Diprediksi Bakal Tumbuh 4,5 Persen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memprediksi perekonomian Indonesia bakal tumbuh sekitar 3,5 sampai 4,5 persen year on year pada kuartal III 2021.  

“Low base effect terjadi ketika ekonomi mengalami pemulihan dari basis perbandingan tahun sebelumnya (kuartal III 2020) yang sangat rendah atau minus 3,49 persen,” kata Bhima.

Ia mengatakan bahwa mobilitas masyarakat yang membaik mulai akhir kuartal III 2021 atau September 2021 turut menopang belanja masyarakat. Karena itu, konsumsi rumah tangga pun mulai rebound disusul oleh produksi industri manufaktur yang tercatat memasuki fase ekspansi.

“PMI Manufaktur per September 2021 mencapai 52,2 atau berada di atas level 50. Produsen mulai berekspektasi pemulihan permintaan domestik cukup solid hingga akhir tahun,” katanya.

Apalagi menjelang perayaan natal dan tahun baru 2020, Bhima memprediksi masyarakat semakin banyak melakukan belanja dan wisata ke depan sehingga konsumsi masyarakat diperkirakan terus membaik.

Sementara itu, secara global, booming komoditas yang masih berlangsung pada kuartal III 2021 cukup membantu pemulihan sektor perkebunan maupun pertambangan.

“Kinerja ekspor masih bisa bertahan positif dengan surplus perdagangan yang menakjubkan yakni 4,7 miliar dolar AS per Agustus 2021 lalu,” katanya.

Kedepan, Bhima menyarankan pemerintah memacu ekspor ke negara pangsa ekspor non-tradisional, sebagai langkah antisipasi krisis energi di Cina, India dan Eropa yang bisa menurunkan permintaan terhadap produk Indonesia.

Pemerintah juga disarankan untuk memperbaiki struktur ekspor dengan mendorong ekspor barang jadi yang memiliki nilai tambah seperti hasil olahan makanan minuman, produk teknologi, hingga produk yang termasuk dalam rantai pasok kendaraan listrik atau electric vehicle.

Pemerintah juga diharapkan memperhatikan soal penyaluran anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang masih dibutuhkan masyarakat meski ekonomi mulai positif.

Dari survey Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terlihat pemulihan minat belanja kelompok pengeluaran Rp1-2 juta per bulan cenderung lebih lambat dibanding kelas menengah dan atas. Sementara yang paling bawah dari sisi pendapatan masih menunggu panggilan kerja, atau bagi pengusaha di sektor pariwisata misal pemulihannya tentu lebih lama dari sektor lain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini