MATA INDONESIA, JAKARTA – Ekonomi Indonesia diakui dunia memiliki ketahanan yang baik di tengah pandemi.
Kondisi itu akan terus terjaga untuk menghadapi risiko tren kenaikan suku bunga global di masa datang.
Pengakuan itu datang dari lembaga pemeringkat Moody’s yang mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi Baa2 outlook stable.
Kondisi itu merupakan gambaran ekonomi Indonesia pada 2020 dan 2021 di saat banyak negara mengalami perubahan outlook negatif bahkan di downgrade.
Menurut laman Kementerian Keuangan RI, pada tahun 2022 lembaga rating itu melakukan penurunan rating sebanyak tujuh kali kepada enam negara dan satu revisi outlook menjadi negatif pada satu negara oleh tiga Lembaga pemeringkat kredit utama S&P, Fitch, dan Moody’s.
Hal tersebut mengindikasikan meskipun pemulihan ekonomi mulai terjadi, namun ketidakpastian masih tinggi.
Menurut Moody’s reformasi pajak (UU HPP) yang telah disahkan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan ke depan.
Ekonomi Indonesia diperkirakan akan kembali tumbuh pada 5 persen dalam dua tahun mendatang, atau kembali ke kecepatan pertumbuhan pra-pandemi.
Perkiraan Moody’s itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara dengan rating Baa2 yaitu 3,7 persen.
Moody’s mengharapkan reformasi struktural akan mendorong investasi dan daya saing ekspor, serta mengurangi scarring effect dalam perekonomian.