MATA INDONESIA, KABUL – Perdana Menteri Afghanistan, Mullah Mohammad Hassan Akhund mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan turut campur dalam urusan internal negara lain.
Pada kesempatan yang sama, salah satu pendiri Taliban itu juga meminta dunia internasional untuk memberikan bantuan ke Afghanistan. Pernyataan ini ia lontarkan dalam pidato pertamanya di televisi sejak kelompok tersebut mengambil alih pemerintahan pada 15 Agustus.
“Kami meyakinkan semua negara bahwa kami tidak akan ikut campur dalam urusan internal mereka dan kami ingin memiliki hubungan ekonomi yang baik dengan mereka,” kata Hassan dalam pidato hampir 30 menit, kata Mullah Mohammad Hassan Akhund.
“Kami tenggelam dalam masalah kami dan kami mencoba untuk mendapatkan kekuatan untuk membawa orang-orang kami keluar dari kesengsaraan dan kesulitan dengan bantuan Tuhan,” sambungnya, melansir France24.
Taliban kembali menguasai Afghanistan setelah menggulingkan pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani yang didukung Amerika Serikat. Rezim Taliban sebelumnya digulingkan dalam invasi pimpinan AS setelah serangan 9/11 di Negeri Paman Sam yang dilakukan oleh Al-Qaeda, yang pendirinya Osama bin Laden tinggal di Afghanistan.
Sejak kembali ke tampuk kekuasaan, pemerintahan Taliban menghadapi serangkaian tantangan, khususnya menghidupkan sektor ekonomi yang hancur dan telah dikeringkan dari bantuan internasional.
Inflasi dan pengangguran mengalami lonjakan di Afghanistan, sementara sektor perbankan negara itu telah runtuh sejak pengambilalihan Taliban.
Krisis keuangan diperparah ketika Washington membekukan sekitar 10 miliar USD aset yang disimpan dalam cadangannya untuk Kabul. Negara itu kian memburuk setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional menghentikan akses dana ke Afghanistan.
Badan-badan bantuan PBB telah memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan besar sedang berlangsung di Afghanistan, dengan lebih dari setengah dari 38 juta penduduk negara itu diperkirakan akan menghadapi kelaparan pada musim dingin ini.
Situasi yang memburuk dengan cepat telah memaksa warga Afghanistan untuk menjual barang-barang rumah tangga mereka guna mengumpulkan uang untuk makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Bahkan tidak sedikit yang menjual anak-anak mereka.
“Kami meminta semua organisasi amal internasional untuk tidak menahan bantuan mereka dan untuk membantu bangsa kita yang lelah … sehingga masalah rakyat dapat diselesaikan,” kata Hassan dalam pidatonya, bersikeras bahwa masalah yang dihadapi negara adalah hasil dari pemerintahan sebelumnya.